Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

MISI AGAMA (KHONGHUCU)

Gambar
Salam Kebajikan, Dalam beberapa kesempatan, kawan saya (pendeta dan ulama) bertanya apakah agama Khonghucu adalah agama misi?  Beberapa tahun yang lalu saya jawab, “Bukan.”  Lalu pak pendeta dengan entengnya mengatakan, kalau tak ada misi, terus kita ngapain? Ada benarnya juga. Ketika itu saya berpikir, agama Khonghucu tidaklah mempunyai misi seperti agama-agama samawi (Islam, Kristen/Katolik, dan Yahudi) sehingga saya menjawab bukan. Sejak ribuan tahun yang lalu, agama Khonghucu tidaklah disebarkan melalui kelembagaan agama yang terorganisir seperti gereja Katolik, tapi diajarkan melalui shuyuan , baik melalui keputusan politik negara maupun atas prakarsa para cendekiawan dan rohaniwan Khonghucu. Maka tak heran beberapa ahli tentang Tionghoa seperti Leo Suryadinata (dan kebanyakan orang Tionghoa) mengatakan salah satu alasan bahwa Khonghucu bukan agama karena tidak diorganisir (tidak ada lembaga agama yang mengurusnya) dan di Indonesia Khonghucu menjadi agama k

NEGARA PANCASILA BUKAN SEKEDAR NEGARA HUKUM

Gambar
Salam Kebajikan, Ada satu cerita menarik yang hingga saat ini masih saya ingat kendati telah saya dengar beberapa dekade yang lalu, yaitu cerita mengenai Shang Yang , seorang penganut Fa Jia (kaum legalis) di Tiongkok. Shang Yang (390–338 SM) lahir di Wey  dalam wilayah Kekaisaran Zhou pada masa peperangan antar negara. Dia adalah seorang negawaran dan pembaharu negeri Qin . Dalam upaya membangun pemerintahan yang kuat, Shang Yang memberi saran pada raja agar menjadikan penegakan hukum sebagai prioritas utama, dan raja menerima saran tersebut, maka diadakanlah sebuah sayembara. Shang Yang menancapkan sebuah tongkat di tengah alun-alun kerajaan, lalu dibacakan perintah raja yang berbunyi, "Barang siapa dapat mencabut tongkat ini akan diberi hadiah emas." Selama beberapa hari bahkan minggu tak ada seorang pun yang mencabut tongkat tersebut karena takut bila mencabut tongkat kerajaan tersebut akan mendapat masalah. Sampai akhirnya ada satu orang yang mempu

MENGENDAPKAN KARAKTER BURUK DAN BERLATIH FOKUS

Gambar
Salam Kebajikan, Dalam perkuliahan saya di beberapa universitas, saya selalu menekankan tiga aktivitas dasar dalam memahami, menghayati, mengimani dan mengaplikasikan agama Khonghucu, yaitu belajar, sembahyang, dan Jingzuo seperti saya pernah tuliskan pada beberapa tulisan dalam blog ini, di samping tentunya berolahraga dan merawat tubuh agar tubuh sehat. Dengan aktivitas-aktivitas ini, kita membentuk kehidupan yang sehat jasmani dan rohani. BACA JUGA: JINGZUO Salah satu aktivitas penting dari tiga aktifitas dasar yang harus dilakukan adalah Jingzuo . Jingzuo sudah saya tuliskan dalam tiga tulisan terpisah dalam blog. Mengajarkan dan mempraktekkan Jingzuo pada kenyataannya bukanlah perkara mudah, apalagi dalam dunia modern sekarang ini yang menjadikan 'bumi mengecil', serba instan dan banyaknya kemudahan sekaligus gangguan dengan adanya beragam media sosial.  Jingzuo menjadi semakin penting agar kita tidak terhanyut dalam kegamangan informasi. Jingzuo begitu pentin

GUAN YIN = AVALOKITESVARA?

Gambar
Salam Kebajikan, Siapakah shenming yang sangat populer dan banyak disembahyangi di kalangan masyarakat Tionghoa? Walau ada beberapa shenming seperti Guan Gong , Xuan Tian Shang Di , Tian Shang Sheng Mu , dan  Fu De Zheng Shen sangat populer di kalangan rakyat dan menjadi 'tuan rumah' di banyak kelenteng, saya pikir yang paling populer dan banyak disembahyangi oleh masyarakat umum di seluruh dunia adalah Guan Yin Niang Niang . Guan Yin Niang Niang adalah shenming yang selalu mendengarkan suara doa umat yang percaya, sesuai nama/gelar yang melekat padanya 'Guan Yin' yang bermakna mendengarkan suara (doa). Seperti dalam banyak agama dan kepercayaan lain yang tidak hanya mencatat sejarah tapi juga legenda atau mitologi, beriringan dengan kepercayaan terhadap tokoh-tokoh sucinya yang berkembang dari masa ke masa di kalangan masyarakat yang mempercayai, banyak cerita dan legenda mengenai Guan Yin . Salah satu cerita dan legenda yang sekarang populer adalah Guan Yin

JANGAN GEGABAH DALAM MENGUBAH KEBIASAAN

Gambar
Salam Kebajikan, Beberapa tahun yang lalu, saya mengalami suatu kejadian sederhana yang penting dan berharga. Pada waktu itu akan dilaksanakan sembahyang peringatan orang tua berpulang (coki) . Saya melihat ada yang tidak seperti biasa dalam penempatan ayam shan sheng (sam seng) . Maka dengan niat baik, saya ubah posisi ayam samseng tersebut menjadi seperti yang biasa saya lihat dalam upacara-upacara duka. Tak berapa lama kemudian, ayam tersebut kembali seperti semula. Apakah ayam tersebut tiba-tiba hidup kembali dan berbalik? Tidak. Alasan ayam kembali ke posisi awal karena papa dan mama mengajarkannya begitu dan ada cerita spiritual/mitos yang mendasari. Saya memperoleh pelajaran untuk tidak gegabah terhadap suatu kebiasaan yang telah berlangsung lama. Cerita di atas mempunyai jiwa yang sama dengan cerita yang pernah saya dengar. Ada seorang ibu muda memasak terong, dia selalu memotong kedua ujung terong sebelum dia memasukkan ke dalam panci untuk memasak. Putriny

JING-ZUO 靜坐 (3)

Gambar
Salam Kebajikan, Jing-zuo bersama-sama Jing-zuo dapat pula dilakukan bersama-sama sebelum atau setelah melakukan sembahyang/kebaktian atau waktu khusus yang memang disediakan untuk jing-zuo.  Baik di kelenteng, Miao , Kong Miao , Wen Miao , Litang , kampus, atau tempat lain. Biasanya dipimpin oleh seorang rohaniwan atau seorang yang bertugas memimpin sebagai upaya menjadikan jing-zuo suatu kebiasaan yang dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Jing-zuo yang dilakukan bersama-sama biasanya mencakup 5 tahap: 1. Penenangan Duduk baik-baik, badan lurus, lemaskan otot jangan ada tegangan. Periksa kekenduran urat dari kaki, badan, tangan, muka dan mata. Sikap tangan: Tangan kanan diletakan di depan ulu hati, ditutup telapak tangan kiri. Yakni sikap Bao Xing Ba De. Perhatian ditujukan pada debaran jantung, nafas wajar, jangan ada penahanan-penahanan. 2. Ucapan doa pembuka Setelah perhatian terpusat dan beroleh ketenangan kemudian ucapkan doa dengan khidmat: Kehadi

JING-ZUO 靜坐 (2)

Gambar
Salam Kebajikan, Praktik jing-zuo Jing-zuo Terarah Latihan jing-zuo berikut ini mengembangkan keterampilan mental. Bereksperimenlah dengan jing-zuo sesering mungkin. Beberapa menit setiap haripun dapat memberikan manfaat. Carilah sedikit waktu senggang di mana tidak ada tanggung jawab yang harus dipikul. Pergilah ke suatu ruangan yang sepi di rumah, sebuah taman yang menyenangkan, atau tempat apapun yang dapat membuat merasa nyaman. Duduklah. Tidak ada aturan yang pasti mengenai cara duduk. Jika suka duduk di lantai, silakan saja. Tetapi, harap diketahui bahwa kita tetap dapat sama suksesnya jika jing-zuo di kursi yang nyaman. Bereksperimenlah. Carilah sesuatu yang paling cocok. Pejamkan mata. Duduklah selama beberapa menit. Biarkan tubuh menjadi tenang, pernapasan menjadi teratur dan pikiran menjadi sedikit lebih terkendali. Pertahankan agar pikiran tetap terpusat pada saat yang hening ini. Cobalah untuk membuat pikiran tetap terbebas dari gagasan yang tidak diperluk

TRADISI, AGAMA, DAN WATAK SEJATI

Gambar
Salam Kebajikan, "Watak sejati saling mendekatkan, kebiasaan saling menjauhkan", demikian sabda Nabi dalam kitab Lun Yu XVII: 2. Dalam sabda tersebut ada empat kata kunci yang mesti dipahami, yaitu watak sejati, kebiasaan, menjauhkan dan mendekatkan. Watak Sejati merupakan terjemahan bahasa Indonesia dari  Xing yang dalam kitab Zhong Yong Bab Utama ayat 1 dikatakan sebagai Tian Ming (Firman Tian ). Dalam kitab Mengzi watak sejati atau watak dasar manusia adalah benih-benih kebajikan yang dianugerahkan kepada setiap manusia tanpa membeda-bedakan warna kulit, etnis, jenis kelamin atau atribut lainnya.   Dengan demikian semua manusia setara dan diberi bekal yang sama oleh Tian agar dapat hidup selaras dengan kehendakNya. Manusia dapat hidup di dalam dao bila dia berbuat mengikuti watak sejati atau watak dasar ini. Watak sejati baik adanya. Manusia suka akan kebaikan. Maka mahfum adanya bila watak sejati yang mengandung rasa belas kasihan, rasa hati tahu

TIGA AKTIFITAS DASAR

Gambar
Salam Kebajikan, Bagaimana agama Ru-Khonghucu membimbing umatnya hidup di dalam  Dao , mengikuti Firman Tian dan mencapai tujuan tertinggi sebagai manusia baik selama hidup di dunia maupun pada saat kembali keharibaan Kebajikan Tian? Di satu sisi ada orang mempelajari ajaran Ru-Khonghucu hanya sekedar etika, budi pekerti yang tidak ada kaitannya dengan Firman Tian, di sisi lain ada orang-orang mengaku beragama Khonghucu dengan menjalankan ibadah sembahyang di bio-bio atau di kelenteng-kelenteng tanpa mengerti maksud ibadah yang dilakukan dan sekedar melakukan tradisi yang dilakukan turun temurun oleh para leluhur dan orang tua mereka. Di lain pihak ada juga orang-orang yang mempelajari Ru-Khonghucu sebagai Filsafat dan mereka menganggap Ru-Khonghucu merupakan Filsafat yang diajarkan oleh Filsuf  Confucius  beserta murid-muridnya. Tidak mengherankan orang-orang yang hanya mempelajari ajaran Ru-Khonghucu sekedar etika, budi pekerti atau filsafat tidak menganggap Ru-Khong

BELAJAR 學

Gambar
Salam Kebajikan, Dalam  Si Shu Wu Jing , belajar bukan dimaksudkan sekedar mempelajari kitab-kitab atau buku-buku (mencukupkan pengetahuan) belaka, tetapi yang lebih penting adalah kemampuan untuk menjadikan pengetahuan hasil belajar menjadi sarana untuk perbaikan, pembaharuan dan Pembinaan diri. Disamping dari kitab-kitab dan buku-buku, belajar juga didapat dari kehidupan serta pengalaman manusia (rohani dan jasmani).  Hal yang perlu dibenahi pertama kali dalam belajar adalah sikap mental dalam belajar. Mari kita renungkan sikap mental belajar yang perlu ditumbuhkan dan ayat-ayat yang terkait: 1.  Niat yang benar dalam belajar Hal pertama yang perlu kita luruskan dalam belajar adalah niat. Coba bandingkan antara niat seorang mahasiswa yang ingin dapat lulus dengan baik dengan niat seorang mahasiswa yang ingin membalas budi kedua orang tuanya dengan belajar sebaik mungkin. Niat yang benar menghasilkan kekuatan berbeda dalam hal belajar.Nabi bersabda, “Jaman dahulu oran

JING-ZUO 靜坐 (1)

Gambar
Salam Kebajikan, Jing-zuo  (duduk hening/diam) atau meditasi di dalam agama Ru-Khonghucu termasuk salah satu sarana dalam usaha pembaharuan dan pembinaan diri, yang meliputi pengheningan cipta/duduk diam/renungan/meditasi, mawas diri serta berpantang dan bersuci. Mengetahui apa yang harus didahulukan itu penting. Benda memiliki akar dan cabang. Akar dari semua kebijaksanaan muncul ketika kita mengkondisikan pikiran dan perasaan kita menjadi tulus dan penuh iman. Titik tolak yang utama ini membawa kita kembali ke pikiran dan hati kita sendiri.  Jing-zuo  menawarkan sebuah jalur. Umat Ru-Khonghucu percaya bahwa jalur yang sejati adalah melalui rutinitas dan hubungan kita sehari-hari. Jing-zuo  membawa kita memusatkan diri sehingga kita dapat dengan tajam membedakan semua pengalaman kita dan dari situ mengerahkan kualitas terbaik. Ketika kita menjadikan persepsi lebih sensitif, menajamkan pemrosesan mental, serta mengembangkan kesadaran, keseluruhan pribadi kita pun m

SEMBAHYANG 祭 (JI)

Gambar
Salam Kebajikan, Diantara semua  Dao  yang mengatur kehidupan manusia, tiada yang lebih penting dari  Li  (Kesusilaan).  Li  itu mempunyai  Wu Jing  dan daripadanya tiada yang lebih perlu daripada  Ji  祭(Sembahyang/Ibadah).  [1]   Adapun  Ji  itu bukanlah sesuatu yang datang dari luar, melainkan dari tengah batin keluar dan lahir di hati. Bila hati itu dalam-dalam tergerak, perwujudannya meraga di dalam  Li . Karena itu hanya orang Bijaksana yang berkebajikan dapat penuh-penuh mewujudkan kebenaran dari  Ji . Ji   yang dilaksanakan oleh  Xian Zhe  (orang Bijaksana yang berkebajikan) pasti akan menerima berkah bahagia. Ini bukan berkah bahagia yang biasa dikatakan oleh dunia. Berkah bahagia disini berarti kesempurnaan (siapnya segala sesuatu) – kesempurnaan disini ialah untuk menamakan ten t ang patuh lancarnya beratus perkara. Bila tiada sesuatu yang tidak patuh lancar untuk terselenggara, itulah yang dinamai  Bei  (siap sempurna); yaitu: di dalam, diri terpacu penuh-penu