Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

KETERKAITAN DAN KETERHUBUNGAN KEBAIKAN

Gambar
Salam Kebajikan, Tadi siang kami berbelanja ke pasar setelah 12 hari yang lalu melakukan hal yang sama. Saya pikir pasar adalah tempat kita dapat merasakan bahwa kebaikan itu milik setiap orang, apapun etnis, suku, ras, agama dan golongan orang-orang yang kita temui. Di pasar kita menemukan kenyataan bahwa kebaikan bukan milik satu etnis, suku, ras, agama atau golongan tertentu. Saya acapkali merasa kagum dan terharu dengan kebaikan pedagang-pedagang di pasar tempat kami biasa berbelanja sayur, tahu, tempe, oncom, bawang merah, bawang putih, cabe, ikan asin, ayam, kerupuk, telor, kacang, jamur, pepaya, ubi, singkong, labu, petai, kelapa, jengkol, bumbu-bumbu dan macam-macam kebutuhan pokok lain. Mereka begitu ramah dan tulus melayani dan memberi.  Mungkin Anda heran. Kok "memberi"?  Betul memberi, bukan meminta. Kadang beberapa dari mereka memaksa kami menerima kebaikan mereka. Kami pernah dipaksa untuk tidak usah membayar belanjaa

SETARA ITU BUKAN SAMA

Gambar
Salam Kebajikan, Setiap tanggal 21 April, kita bangsa Indonesia memperingati  Hari Kartini. Kartini adalah pejuang emansipasi yang mempertanyakan subordinasi wanita oleh pria dan berjuang untuk adanya kesetaraan melalui tulisan-tulisannya yang bernas. Kartini mempunyai pemikiran mendahului zamannya yang dipenuhi dengan ketidaksetaraan dalam budaya patriarki yang begitu mengakar, menempatkan wanita pada sedikit pilihan dalam menapaki kehidupannya.  Kita tak berada pada waktu yang sama dengan Kartini dan para perempuan di zamannya, tapi dari sejarah dan surat-surat Kartini kita dapat membaca, membayangkan dan merasakan betapa ketakadilan begitu mencengkeram para Wanita, tak terkecuali pada Kartini. Banyak perempuan negeri ini berjuang bagi kemerdekaan negeri maupun kemerdekaan kaumnya seperti Tjut Nyak Dien, Tjut Nyak Meutia, Dewi Sartika, Martha Christina Tiahahu, Maria Walanda Maramis, Hajjah Rangkayo Rasuna Said, Auw Tjoei Lan, dan lain-lain. Walaupun telah banya

KISAH TIGA TIKUS

Gambar
Salam Kebajikan, Kali ini mari kita gunakan waktu untuk membaca cerita sederhana dibawah ini dan menyediakan kepingan hati untuk meresapi dan merenungkan moral cerita yang terkandung di dalamnya. Suatu kali, ada tiga tikus sawah berjalan di antara sawah-sawah, semua sibuk dengan persiapan untuk melalui musim dingin. Tikus sawah pertama mati-matian mencari perbekalan, membawa semua jenis biji-bijian dan benih ke dalam liang. Tikus sawah yang kedua mencari sesuatu untuk menahan dingin, dia menyeret banyak jerami dan kepal benih yang halus ke dalam lubang. Dan tikus sawah yang ketiga? Ia tetap berkeliling di sekitar sawah itu, melihat ke langit, lalu ke tanah, dan kemudian berbaring untuk beristirahat sementara waktu. Dua sahabatnya yang bekerja keras memarahi tikus ketiga dan berkata, "Kamu sangat malas, tidak melakukan persiapan apa-apa untuk melalui musim dingin, nanti kita lihat bagaimana kamu menghadapi musim dingin yang akan datang!" Tikus ketiga

KETETAPAN, KEMULIAAN, DAN KEBERHASILAN

Gambar
Salam Kebajikan, Sebagai manusia normal tentu Anda dan saya ingin berhasil dalam hidup. Baik berhasil dalam salah satu bidang kehidupan, misal dalam bisnis, karir, proyek, sekolah, kuliah, kegiatan sosial atau berhasil menjadi manusia seutuhnya.  Bagaimana kitab suci membimbing Anda dan saya agar dapat berhasil? Kitab Zhongyong XIX: 16 mengingatkan kita hal-hal penting yang perlu dilakukan agar apa yang kita tuju dapat tercapai,  Di dalam tiap perkara bila ada rencana yang pasti, niscaya dapat berhasil; bila tanpa rencana yang pasti niscaya gagal. Di dalam berbicara bila lebih dahulu mempunyai ketetapan, niscaya tidak gagap. Di dalam pekerjaan bila lebih dahulu mempunyai ketetapan, niscaya tidak akan berbuat terlanjur. Di dalam menjalankan sesuatu, bila lebih dahulu mempunyai ketetapan, niscaya tidak akan menemui jalan buntu. Di dalam berusaha hidup sesuai dengan Jalan Suci bila lebih dahulu mempunyai ketetapan, niscaya tidak akan mengalami keputusasa

VAKSIN DAN OBAT BAGI VIRUS HATI DAN JIWA

Gambar
Salam Kebajikan, Setelah setengah bulan lebih, hari ini kami pergi berbelanja ke pasar untuk memenuhi kebutuhan perut yang tidak bisa ditunda lagi. Setelah pulang ke rumah, kami mencuci tangan, melakukan pencucian plastik belanja dan mensterilkan permukaan apapun yang kami pegang dan permukaan yang digunakan untuk menaruh plastik belanja. Backpack yang kami bawa, kami letakkan di luar dan akan kami masukkan ke rumah setelah tiga hari. Masker yang telah kami gunakan dua kali, kami buang. Lalu kami mandi dan keramas.  Alasan kami baru berbelanja lagi setelah dua hari Jumat yang lalu—tepatnya tanggal 27 Maret—adalah karena pada hari Jumat tanggal 10 April, DKI Jakarta telah mulai ditetapkan PSBB. Jadi hari ini memasuki hari keempat setelah PSBB ditetapkan. Harapan kami setelah 72 jam akan hanya ada sedikit virus corona di luar sana, terutama di pasar tradisional tempat kami berbelanja, dengan asumsi masyarakat disiplin menggunakan masker. Rasa khawatir terpapar dan menula

MUJIZAT ITU ADA BAGI YANG TERUS BERPENGHARAPAN DAN BERUSAHA

Gambar
Salam Kebajikan, Dalam menghadapi situasi seperti sekarang ini yang terasa begitu mempengaruhi hati dan pikiran kita, ada satu ayat mengenai Tuhan Yang Maha Esa yang menurut saya perlu diresapi dan menjadi pegangan kita sebagai seorang umat Khonghucu. Bagaimana pun keadaan kita, apakah kita sehat, kurang sehat atau sakit berat. Apakah kita sedang dalam kejayaan atau keterpurukan. Apakah kita merasa sedang diberkahi ataukah sedang mendapat ujian. Disabdakan dalam Kitab Zhongyong XVI: 3, "Demikianlah Tuhan YME menjadikan segenap wujud, masing-masing dibantu sesuai sifatnya: kepada pohon yang bersemi dibantu tumbuh, sementara kepada yang condong dibantu roboh." Ayat metafora mengenai pohon ini menyiratkan pada kita bahwa ada kondisi tertentu yang diperlukan untuk mendapat bantuan dari Tuhan YME. Bagi manusia, ayat ini berkaitan erat dengan ayat yang lain dalam kitab Mengzi bahwa ujian yang datang dari Tian pastilah dapat dihindari. Bahaya yang dibuat sendiri tak

TAHUN INI SEMBAHYANG QING MING DI RUMAH SAJA

Gambar
Salam Kebajikan, "Menjalankan tetapi tidak mengerti maksudnya;  berkebiasaan tetapi tidak mau memeriksa, sepanjang hidup mengikuti tetapi tidak mengenal Jalan Suci,  begitulah kebanyakan orang."  (Mengzi VIIA: 5)  Hari ini adalah Qing Ming 清 明, Jie Qi ke 5節 氣 dari Er Shi Si Jie Qi 二 十 四 節 氣 (dua puluh empat waktu peredaran bumi mengelilingi matahari). Perhitungan Sistem Kalender Masehi bertepatan pada Tanggal 4/5 April. Berdasar Perhitungan Sistem Kalender Dinasti 周 Zhou , Qing Ming adalah hari Pertama saat 季 春 Ji Chun (Bulan ketiga Musim Semi). Qing Ming (Bersih - Terang), menunjukkan pada saat itu Matahari bersinar bersih dan terang (bersinar hangat). Li Ji menuliskan, pada saat Ji Chun , 天 子 Tian Zi (Kaisar) berdiam di kanan Kuil 清 陽 Qing Yang (nama pendopo di Timur Bio Besar). Melakukan Persembahan kepada 先 帝 Xian Di (Raja pendahulu/leluhur; 黄 帝 Huang Di ), serta menaikkan doa berharap Panen Berlimpah. Spirit ini menjadi Persembahyangan Kubur (Sadra

GUI REN DEKAT DENGAN KITA YANG TULUS TANPA PAMRIH

Gambar
Salam Kebajikan, Sudah dua minggu lebih saya melaksanakan social/physical distancing dengan banyak melaksanakan kegiatan di rumah, hanya sesekali saya keluar rumah karena memang benar-benar penting, seperti misalnya ke pasar atau minimarket agar makanan dapat tersedia di rumah.  Di awal-awal melaksanakan physical distancing , di malam hari saya masih keluar rumah untuk berolah raga jalan kaki mengejar 10.000 langkah. Tapi seminggu terakhir dengan semakin merebaknya orang yang terpapar corona, saya memutuskan untuk berdiam di rumah dan berupaya berbelanja online. Keluar rumah hanya saat ke pasar, perut saya dan keluarga tetap harus diisi, tidak bisa ditunda. Apalagi saya sama sekali tidak memiliki masker, hand sanitizer pun hanya mempunyai sisa sedikit. Saya harus membatasi aktivitas di luar rumah dan menjaga jarak aman saat terpaksa bertemu dengan orang. Bukan semata agar tidak terpapar, tapi juga saya tak tahu apakah saya terpapar atau tidak sehingga berpotensi menularka

KATA SIAPA KEMASAN ITU TAK PENTING?

Gambar
Salam Kebajikan, Ada idiom dalam bahasa Inggris mengatakan 'don't judge a book by its cover'.   Sebuah frasa metafora agar orang tidak menilai sesuatu semata-mata dari penampilan luar saja, tetapi sebaiknya melihat juga bagaimana sisi-sisi lain yang mungkin tak terlihat hanya dari penampilannya. Namun, sebuah penelitian dari tim peneliti Sekolah Bisnis Columbia cukup menggelitik untuk mempertanyakan peribahasa tersebut. Melalui serangkaian penelitian yang sudah dipublikasikan di jurnal Ilmu Psikologi Universitas Columbia, para peneliti percaya bahwa penampilan luar seseorang sebenarnya mencerminkan pikiran batinnya tentang bagaimana ia ingin orang lain memandang dirinya. Jadi ada hubungan yang jelas antara cara berpikir seseorang dengan tindakannya.  Ia akan melakukan tindakan sesuai dengan harapan tentang bagaimana ia ingin dilihat oleh orang lain. Secara tidak sadar mereka akan menanamkan harapan bagaimana orang ingin melihat dia, dan ini akan sangat berpengaruh bagaima