PERSEMBAHYANGAN DI RUMAH YANG TERLUPAKAN
Salam Kebajikan, Saya teringat masa kecil di pertengahan tahun 1970-an, saat kedua orang tua masih hidup. Papa dan mama adalah orang-orang yang sangat religius. Setiap persembahyangan besar yang biasa dan boleh dilakukan di rumah, pasti akan dilaksanakan. Seluruh anggota keluarga akan bersembahyang ke meja abu leluhur, setelah terlebih dahulu dimulai dengan persembahyangan kehadirat Tian oleh papa, menghadap ke luar rumah. Sajian lengkap dan sajian khas biasanya tertata di meja sembahyang. Sebagai anak kecil, saya tak tahu apa artinya, tapi saya ikuti saja apa yang dilakukan papa dan mama. Sesekali papa menjelaskan makna filosofis perlengkapan dan sajian sembahyang. Apa yang dijelaskan papa sangat menarik, sampai hari ini saya masih mengingatnya walau tidak lengkap, misalnya mengenai sepasang lilin dan hio-hio yang tertancap di hiolo (xiang lu) . Kata papa sepasang lilin itu melambangkan matahari dan bulan, hio-hio adalah bintang. Samseng mewakili tiga alam: udara, air dan d