MENYELAMI HATI

Salam Kebajikan,

Salah satu lagu rohani Khonghucu yang pernah nge-'hits' dan sering dinyanyikan dalam kebaktian-kebaktian Khonghucu adalah lagu berjudul Menyelami Hati karya dq. Peter Lesmana.

Bagi saya pribadi lagu ini mempunyai memori dan keterkaitan batin yang kuat dalam 3 hal:
  1. Saat lagu tercipta
  2. Menidurkan anak
  3. Makna lagu
Lagu Menyelami Hati tercipta di akhir tahun 1980-an siang menjelang sore hari. Saya tahu karena ketika itu, saat saya bersama kawan-kawan PAKIN Bandung hendak pergi cross country (hiking) ke Lembang memberikan ayat yang terdapat dalam kitab Mengzi VIIA: 24 kepada dq. Peter Lesmana dan meminta agar lagu sudah tercipta saat kami kembali dari hiking. Ketika itu dq. Peter Lesmana sedang sakit kaki sehingga tak dapat ikut. Benar saja, sepulang dari hiking, lagu sudah tercipta. Dq. Peter memetik gitar di ruang belakang Litang Stasiun Selatan 15 Bandung, memperdengarkan lagu indah penuh makna tersebut pada saya dan kawan-kawan.

Saat saya masih menjadi ayah dari seorang putri, yaitu Raissa Arlyn Manikam (Lin Lian Yu), saya sering menyanyikan lagu Menyelami Hati sambil menggendong dan menidurkan bayi mungil Arlyn. Biasanya Arlyn akan menatap saya seperti mengerti, lalu pelan-pelan dia akan tertidur. Kenangan yang tak terlupakan. Waktu cepat berlalu, Arlyn sekarang telah berkuliah semester 7 Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara Jakarta dan dua adiknya telah remaja. Mudah-mudahan lagu Menyelami Hati meresap di alam bawah sadarnya dan dia menjadi umat Khonghucu yang mau terus belajar menyelami hati, memperbaiki diri, membaharui diri, dan membina diri.

Mengzi VIIA: 24 oleh dq. Peter Lesmana dimodifikasi dengan tanpa kehilangan makna hakikinya sehingga menjadi sebuah lagu. Lagu, seperti juga puisi mempunyai tata bahasa sendiri sehingga perlu ada penyesuaian-penyesuaian agar ada keteraturan dan harmoni. Betapa pentingnya musik bagi manusia telah disadari oleh Nabi Kongzi hampir dua ribu enam ratus tahun yang lalu. Nabi pernah tidak bisa makan beberapa hari karena pengaruh musik.

Nabi mengingatkan kita agar menyempurnakan diri dengan musik. Musik baik tentunya yang keindahannya dirasakan ling (sukma), bukan musik yang meningkatkan nafsu. Belakangan, di zaman modern ini telah diketahui musik sangat mempengaruhi manusia bahkan sejak ada dalam kandungan. Memperdengarkan musik klasik pada janin akan memberi pengaruh baik pada saat janin itu terlahir sebagai bayi.

Ayat yang diadopsi oleh dq. Peter menjadi lagu mengingatkan kita betapa agung dan mulia ajaran Nabi Kongzi tapi kadang kita tak menyadarinya dan silau pada ajaran lain sehingga mengabaikan bahkan meninggalkan keagungan dan kemuliaan yang bak luasnya lautan dan tingginya gunung Tai tersebut, tergiur oleh air di sungai-sungai yang nampak banyak karena dilihat dari gunung yang tak setinggi gunung Tai. Sebenarnya jumlah air sungai tak ada apa-apanya dibanding lautan, tingginya gunung Dongshan tak ada apa-apanya dibanding gunung Taishan. Kita perlu masuk ke dalam Gerbang istana Nabi, saat kita masuk dalam gerbangNya, barulah kita tahu keindahan di dalamnya. Yijing mengajarkan pada kita untuk memahami Tian Dao dan Tian Li adalah dengan belajar dari alam. Mengzi menggunakan metafora alam.

Kita resapi keindahan dan kedalaman makna kata-kata Mengzi yang penuh metafora dalam mengagungkan dan memuliakan Nabi Kongzi, Guru Agung Sepanjang Masa sambil mengingatkan seorang Junzi yang bercita menempuh Dao untuk terus berusaha memahami dan menjalankan dengan sempurna seperti yang diajarkan sehingga dapat dikatakan berhasil.
"Ketika Kongzi naik ke gunung Dongshan, nampak kecillah negeri Lu; ketika naik ke gunung Tai, nampak kecillah dunia ini. Siapa yang telah melihat lautan, akan tahu betapa sedikit jumlah air di sungai-sungai. Yang telah memasuki Pintu Gerbang Nabi, akan tahu betapa kecil kata-kata biasa itu. Ada cara memandang air, lihatlah buih-buih di dalam gelombangnya. Matahari dan bulan mempunyai terang, maka dimana tembus cahaya akan disinarinya. Seperti air mengaliri sesuatu, kalau belum penuh akan mengalir ke situ terus. Begitupun seorang Junzi bercita hidup di dalam Jalan Suci, kalau belum sempurna seperti yang diajarkan belum dapat dinamakan berhasil".
Bagian reff lagu Menyelami Hati yang saya nyanyikan saat menidurkan Arlyn ketika masih kecil, saat menulis tulisan ini dengan jelas berkumandang dalam hati:
Ada cara memandang air,
Lihatlah buih di gelombangnya.
Mentari dan bulan bersinar,
Yang tembus cahaya tersinar.
Laksana air terus mengalir,
Memenuhi suatu tempat.
Bila belum cukup belajar,
Janganlah merasa berhasil.

Saya hanyut dalam melodi dan suara batin yang berkelindan dengan kelebat cahaya kebajikan Tian yang nampak samar dalam batin. Saya sadar, seringkali abai menyelami hati sehingga saya acap tak mampu menangkap kehadiran Tian dalam diri. Saya sadar, sering gagal mencukupkan upaya dan tekad untuk tetap hidup dalam dao, sebab saya belum mampu menjangkau luasnya lautan kebajikan yang diajarkan Nabi dan baru menyentuh cabang-cabang aliran sungai pengetahuan. Saya belum berhasil mendaki gunung Taishan dan baru berada di lereng gunung Dongshan. Saya belum berhasil masuk lebih dalam melalui gerbang istana kebajikan Nabi. 

Saya perlu terus belajar dan mempraktekkan. Entah dengan Anda. (US) 13082019

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG