Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2021

JANGAN MENYERAH

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, D i dalam tiap perkara,  bila ada rencana yang pasti, niscaya dapat berhasil; bila tanpa rencana yang pasti, niscaya akan gagal. Di dalam berbicara, bila lebih dahulu mempunyai ketetapan, niscaya tidak akan gagap. Di dalam pekerjaan, bila lebih dahulu mempunyai ketetapan, niscaya tidak akan berbuat terlanjur. Di dalam menjalankan sesuatu, bila lebih dahulu mempunyai ketetapan, niscaya tidak akan menemui jalan buntu. Di dalam berusaha hidup sesuai dengan Jalan Suci, bila lebih dahulu mempunyai ketetapan, niscaya tidak akan mengalami keputusasaan. "Maaf besok akhir bulan saya tidak bisa ikut." "Pameran akan dilaksanakan dua hari lagi." "Besok tenggat waktunya." "Maaf, besok ujian. Saya belum belajar." Kita sering mendengar kalimat-kalimat tersebut terlontar saat seseorang mengerjakan sesuatu, entah mengejar target penjualan, persiapan pameran, meminta tolong, meminjam uang, dan lain-lain. Dalam bidang penjualan adalah ja

HIDUP ITU BUKAN KURVA LINEAR

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, Dalam kehidupan di dunia seringkali banyak peristiwa yang terjadi diluar dugaan kita. S aat kita sedang tenang dan hidup begitu mulus, tiba-tiba anggota keluarga yang kita kasihi jatuh sakit dan ternyata sakitnya adalah penyakit degeneratif. Kita merasakan tamparan luar biasa dan peristiwa ini bak gelombang tsunami ketenangan kita. Tiba-tiba kehidupan berubah drastis. Di lain pihak, saat kita sedang berjuang keluar dari kesulitan dan hidup terasa gelap, tiba-tiba bertemu dengan kolega yang mempertemukan dengan pebisnis sukses yang kebetulan memerlukan keahlian yang kita miliki. Jadilah terjalin kesepahaman dan kerjasama dengan sang pebisnis yang dalam hitungan bulan membuat kesulitan keuangan teratasi dan kehidupan berubah drastis, dari serba kekurangan menjadi berkecukupan bahkan kaya raya. Tahun 1998 terjadi krisis moneter, hanya dalam sekejap nilai dolar meroket, bank perlu disuntik dana agar tidak bangkrut, harga barang-barang naik, selebihnya kita tahu

ANAKMU BUKANLAH MILIKMU

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, Anakmu bukanlah milikmu, mereka adalah putra-putri sang Hidup, yang rindu akan dirinya sendiri. Mereka lahir lewat engkau, tetapi bukan dari engkau. Mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu. Berikanlah mereka kasih sayangmu, namun jangan sodorkan pemikiranmu, sebab pada mereka ada alam pikirannya sendiri. Patut kau berikan rumah bagi raganya, namun tidak bagi jiwanya, sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, yang tiada dapat kau kunjungi,  sekalipun dalam mimpimu. Engkau boleh berusaha menyerupai mereka, namun jangan membuat mereka menyerupaimu, sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur, ataupun tenggelam ke masa lampau. Engkaulah busur asal anakmu, anak panah hidup, melesat pergi. Sang Pemanah membidik sasaran keabadian, dia merentangkanmu dengan kuasaNya, hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat. Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah, sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat, sebagaimana dikasihiNya pul

JANGAN CAMPUR ADUKKAN PERCAYA PADA TUHAN DAN AROGANSI

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, Ada orang mengatakan, kenapa kita mesti takut pada COVID-19?  Kita kan percaya pada Tuhan?  Percaya pada Tuhan adalah dasar utama seorang umat beragama. Berbagai agama dan kepercayaan mengungkapkan keimanan pada Tuhan dengan berbagai cara dan ritual. U mat Konghucu menyatakan kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa melalui pengakuan iman yang pertama dalam Ba Cheng Zhen Gui 八 誠箴规 (Delapan Pengakuan Iman) dengan menyatakan Cheng Xin Huang Tian 誠信 皇天 (Sepenuh Iman Percaya Pada Tuhan Yang Maha Esa) serta berbagai peribadatan dan perilaku yang dipenuhi kebajikan. Namun demikian kepercayaan pada Tuhan janganlah diartikan sebagai sesuatu yang buta. Kita tentu percaya Tuhan akan melindungi umatnya. Tapi apakah dengan begitu segalanya kita serahkan pada Tuhan dan kita tak perlu melakukan apa-apa? Tentu saja bukan sikap absurd seperti itu yang dimaksudkan percaya pada Tuhan. Kita tentu takkan dengan seenaknya dan tidak takut menyeberang di jalan tol yang ramai deng

PENOLAKAN ITU WAJAR DAN MANUSIAWI

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, "Maaf saya belum boleh pacaran, kita berteman saja," jawaban yang Anda terima ketika Anda 'menembak' orang yang Anda sukai. "Maaf kali ini saya tidak bisa membantu," jawaban teman Anda saat Anda memerlukan bantuan. "Kebetulan baru saja saya membeli asuransi," begitu jawaban calon klien saat Anda tawari asuransi. Bagaimana perasaan Anda saat memperoleh jawaban seperti di atas? Bagaimana bila Anda ditolak dengan tanpa kata maaf, bahkan kasar? Orang yang Anda hubungi menghindar. HP dimatikan. HP tidak diangkat. WA tidak dijawab. Atau Anda malah dinasihati panjang lebar. Ditinggalkan saat Anda belum selesai berbicara. Diusir. Khawatir? Kesal? Marah? Sebal? Sedih? Benci? Apakah Anda lalu memutuskan hubungan? Berhenti berusaha? Menyerah? Putus asa? Sebetulnya 'penolakan' adalah hal yang wajar dan manusiawi. Anda dan saya sering dengan refleks menolak saat ditawari produk tertentu oleh pedagang asongan atau diminta

BERTANYA ADALAH JAWABAN

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, "Selamat siang, Pak. Bapak Letjen Anu ?" tanya seorang lelaki berperawakan sedang, sambil menghampiri saya di Bandara Halim Perdana Kusumah Jakarta. "Bukan," jawab saya sambil tersenyum dan meneruskan menyentuh layar HP untuk menelpon penjemput. Tak berapa lama kemudian orang tersebut kembali menghampiri dan menanyakan pertanyaan yang sama, mungkin dia khawatir saya adalah orang yang dicari tapi tak mendengar. Tentu saja jawaban saya sama, karena saya memang bukan orang yang dia cari. Ada pepatah mengatakan "Malu bertanya sesat di jalan" . Orang berperawakan sedang tersebut memilih bertanya pada saya karena dia belum menemukan orang yang dia jemput. Bisa jadi dia mendapat tugas dari kesatuannya dan belum pernah bertemu dengan sang Jendral dan kebetulan perawakannya "keren" mirip saya. Saya yakin walau mirip, saya lebih ganteng dari sang Jendral. Hahaha ... Tak salah kan bila sekali-kali saya memuji diri sendiri mump

WAY OF LIFE DAN KETELADANAN PAPA-MAMA

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, W aktu Papa dan Mama masih hidup, mereka selalu mengajarkan pada kami—kakak beradik—agar selalu menghabiskan makanan yang sudah kami ambil. Nasi jangan sampai tersisa sebutir pun. Menurut papa dan mama, kasihan petani telah bekerja keras untuk menghasilkan beras sehingga kami harus menghargai pengorbanan mereka. Di samping itu, papa dan mama bercerita tentang zaman peperangan dan penjajahan Jepang. Ketika itu, merupakan pemandangan sehari-hari mayat bergelimpangan di jalanan, banyak orang kelaparan dan mati kelaparan. Adalah jamak orang-orang makan gaplek karena beras tidak cukup tersedia bagi rakyat. Padahal gaplek pada keadaan normal digunakan sebagai makanan ternak babi. Kondisi tersebut semakin mencekam karena seringkali pesawat meraung-raung di udara menjatuhkan bom. Sirene dibunyikan pertanda bagi rakyat untuk segera menyelamatkan diri. Karena cerita-cerita itulah kami selalu menghabiskan makanan yang sudah kami ambil. Tapi jangan salah, kami tidak

PUJIAN DAN CELAAN: TAK USAH MASUKKAN DI HATI

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, M ungkin selama ini Anda telah bekerja dengan sekuat tenaga di perusahaan Anda atau Anda telah melakukan pengabdian dalam organisasi sosial keagamaan namun yang Anda dapatkan tidak sesuai dengan yang Anda harapkan, bahkan justru celaan yang Anda peroleh. Di lain kesempatan, tiba-tiba Anda mendapat pujian atas apa yang Anda lakukan tanpa pernah Anda duga karena Anda merasa apa yang Anda lakukan suatu hal yang wajar dan biasa saja. Banyak hal tak terduga kita alami dalam kehidupan yang kita jalani. Ada hal yang menggembirakan, ada hal yang mengecewakan. Kita tahu kehidupan tak selalu lurus rata, tak selalu naik dan mencapai puncak, kadang turun ke lembah, kadang lancar, kadang tersendat. Seperti alam, matahari tak selalu bersinar kadang awan gelap datang. Angkasa tak selalu tenang, suara petir dan geledek tentu terdengar saat perubahan terjadi. Lautan kadang nampak tenang, lantas tsunami datang meluluh lantakkan apapun yang menghalang. "Semuanya mengal