Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

KETIKA ALAM BERKATA

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, Nabi bersabda, "Bangunkanlah hatimu dengan sanjak. Tegakkan pribadimu dengan kesusilaan. Sempurnakan dirimu dengan musik." Mari membangun hati dengan sanjak agar hati kita mampu mendengarkan suara Tuhan dan kemanusiaan dalam watak sejati kita. KETIKA ALAM BERKATA Tadi kulihat hujan tercurah dari langit, Berbareng kilat cahaya dan gelegar guntur. Pepohonan tetap diam di tempatnya,  mungkin mengungkap syukur,  atas anugerah ilahi yang memberi kehidupan. Bagi pepohonan curah hujan di nanti-nanti agar dahaga hilang. Menghapus peluh yang sekian lama menempel dalam pelukan debu. Atas anugerah ilahi pepohonan berbenih syukur dengan memberi. Pada kita manusia tak kecuali semua makhluk dan benda. Mengapa pula tak tahu terima kasih atas kasih tak berperi? Pohon tak mengucap kata seperti kita,  manusia yang acap hanya berkata-kata. Dedaunan, bunga, dan buah-buahan lebih nyaring bersuara. Lebih nyata dan berguna bagi apa dan siapa saja. Entah bagi ulat, kum

UNTUK APA HIDUP?

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, B erhari-hari saya berusaha untuk menulis tapi ide dan mood tidak juga muncul, maka puisi menjadi alternatif tulisan. Toh menulis puisi adalah aktivitas yang juga dianjurkan oleh Nabi agar dapat membangun hati. UNTUK APA HIDUP? Pada puncak gelombang apakah ada buih tersisa? Saat pecah gelombang masih adakah untai asa tersisa? Kehidupan bukanlah simpul pasti tanpa tanya, Bak puncak dan pecah gelombang.   Dalam kehidupan berjuta tanya mengemuka, Tanya menyisakan ruang bagi jawab. Jawab tak berarti menutup pintu bagi tanya. Kita, manusia mencoba mencari jawab dengan tanya. Bukan apa, agar bahagia dan puas bukanlah fatamorgana. Apakah bermakna cara kita bertanya? Apakah tata cara pun bermakna untuk beroleh jawab yang bermakna? Andai saja manusia tak punya rasa, apa arti cara dan tatacara? Andai manusia tak punya rasa, apa arti estetika? Begitupun andai manusia tak punya rasa, apa arti makna? Manusia seperti gelombang, ada saat puncak ada saat pecah. Dari situla

POHON SONG 松 DAN BAI 柏

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, Nabi bersabda, "Setelah tiba tengah musim dingin, barulah kita ketahui, pohon song (pinus) dan bai (cemara) paling akhir gugurnya." B agaimana sikap Anda saat menghadapi situasi sulit dan semua nampak gelap, dingin, tak ada tanda-tanda 'kehidupan', semua nampak semakin beku seperti alam tiba di tengah musim dingin dan sebentar lagi memasuki puncak musim dingin? Pohon song dan bai dapat menjadi contoh ketegaran.  Pada saat semua tumbuhan yang lain meranggas, pohon  song  dan  bai  tetap tegak dan daunnya gugur belakangan. Banyak cerita orang-orang yang dapat bertahan saat semua nampak tidak berpihak padanya. Mereka mampu melalui musim dingin kehidupan yang begitu mencekam menyakitkan, memiriskan, dan memasuki musim semi kehidupan saat tunas-tunas harapan baru tumbuh hasil keteguhan iman lalu bunga upaya dan buah hasil kesabaran dan kerja keras bermunculan seiring berjalannya waktu dan upaya yang dilakukan. Apa yang memampukan orang-

BERSEMBAHYANG, BERDOA, DAN BERIKHTIAR

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, " Wah, bayinya belum turun ke panggul dan mulut rahim masih kaku. Anaknya besar. Nanti hari Sabtu tanggal 9 Oktober kamu PCR." Dokter menyuruh suster untuk membuat surat pengantar PCR. "PCR tuh apa, Dok?" saya sedang kurang connect sehingga menanyakan mengenai PCR. Padahal PCR adalah istilah yang sering kita dengar belakangan ini, yaitu salah satu tes COVID-19. Tes PCR merupakan salah satu persyaratan yang harus diikuti oleh ibu hamil yang akan menjalankan operasi caesar pada masa pandemi ini. "Nanti Senin tanggal 11 kalian datang lagi ke sini untuk menentukan tanggal operasi caesar, mungkin besoknya," kata dokter melanjutkan. Kami berdua saling berpandangan nanar tidak percaya. Air mata menggenang di pelupuk mata istri saya. "Saya ingin melahirkan normal, Dok," istri dengan lirih berkata. " Ya, bagaimana lagi pemeriksaan medis tidak mendukung kelahiran normal. Keyakinan pada Tuhan dan harapan harus diduk

PENERUS

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, D ua garis merah muncul pada tes kehamilan pada tanggal 10 Februari 2021, artinya istri saya Agnes 'positif' hamil. Kami memang berencana mempunyai penerus dari pernikahan kami. Ini adalah tes ketiga yang dilakukan sejak bulan Desember 2020. Beberapa kawan saya tertawa, heran, khawatir, dan menyatakan saya 'gila' karena keberanian—atau bagi mereka adalah  kenekatan —saya untuk menikah dan mempunyai anak pada usia yang tak lagi muda. Bisa jadi orang berpikir buat apa saya punya anak (lagi) karena akan merepotkan dan uang yang tidak sedikit, mestinya saya sudah terbebas dari beban dan tanggung jawab membesarkan anak. Tak mengapa. Semua keputusan mengandung konsekuensi. Setuju tidak setuju itu biasa. Yang penting, saya yang menjalani kehidupan bertanggung jawab atas keputusan yang saya dan istri saya ambil. Bagi saya pernikahan bukanlah tentang saya semata tapi tentang istri saya juga, tentang kami. Mungkin orang berpikir saya tak perlu p

TAK SELALU BERSESUAIAN PAHAM

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, N abi bersabda, "Yang dapat diajak belajar bersama, belum berarti dapat diajak bersama menempuh dao ; yang dapat diajak menempuh dao , belum berarti dapat diajak bersama berteguh; dan yang dapat diajak berteguh, belum berarti dapat terus bersesuaian paham." Ws. Ir. Wastu Pragantha Zhong , Xs. Masari Saputra, dan Xs. Indarto —sekarang ketiganya telah almarhum—adalah rohaniwan yang cukup intens berhubungan dengan PAKIN Bandung pada akhir dekade 1980 dan awal dekade 1990. Beliau bertiga acap kali datang ke Bandung memenuhi undangan menjadi pembicara, dalam program pendidikan agama bagi umat pada triwulan terakhir setiap tahun menjelang tanggal 22 Desember, saat umat yang terpanggil menyatakan diri memasuki pintu gerbang kebajikan dengan menerima liyuan. Pak Zhong ketika itu sedang gencar-gencarnya mempromosikan Etika Konghucu (Confucian Ethics) yang sedang diwacanakan untuk diajarkan di sekolah dasar di Singapura, setiap datang ke Bandung Pak

LAYAKKAH SAYA SEBAGAI UMAT KHONGHUCU?

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, N abi bersabda, "Kebajikan tidak dibina, pelajaran tidak diperbincangkan, mendengar kebenaran tidak dapat melaksanakan dan terhadap hal-hal yang buruk tidak dapat memperbaiki; inilah yang selalu menyedihkan hatiKu." Apa yang ada di benak Anda saat membaca ayat dalam Lunyu VII: 3 di atas? Seringkali ayat yang kita baca hanya menjadi sekelebat teks yang masuk ke dalam retina mata dan tak menyentuh kedalaman hati tempat kita berpikir lebih mendalam. Hidup beragama bukanlah sekedar membaca teks Kitab Suci, tapi bagaimana kita merefleksikan diri atas ayat yang kita baca lalu melakukan introspeksi. Dengan cara demikian kita mulai mengkalibrasi kehidupan yang kita jalani apakah telah berada dan berjalan dalam dao atau tidak. Ayat akan menjadi petunjuk bagi kita dalam upaya kita memperbaiki diri, membaharui diri dan membina diri kita, yang memampukan kita merengkuh kebajikan bercahaya. Ayat di atas memberi petunjuk pada kita bahwa kebajikan perlu dib

RUMAH IBADAT DI KAMPUS PANCASILA

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, H ari ini kelenteng Da De Miao 大德廟 (Kelenteng Kebajikan Agung) Universitas Pancasila (UP) diresmikan bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Nabi Kongzi ke-2572. Sungguh kabar menggembirakan dan hadiah istimewa untuk umat Konghucu, khususnya bagi mahasiswa dan dosen Agama Konghucu Universitas Pancasila.  Sejak jauh hari, saya telah memberi konfirmasi kepada Sekretariat Matakin  tak dapat ikut hadir di kampus untuk menyaksikan secara langsung acara peresmian. Hanya ucapan selamat dan sukses dapat saya sampaikan. Tahun ini telah lima tahun saya mengajar Mata Kuliah Agama Konghucu di Universitas Pancasila. Selama lima tahun selalu ada mahasiswa Konghucu yang mengikuti perkuliahan agama Konghucu di semester gasal. Perkuliahan senantiasa dilaksanakan di kampus, kecuali tahun 2020 dan 2021 perkuliahan dilaksanakan secara daring karena pandemi COVID-19. Perkuliahan dilaksanakan pada hari Senin pukul 08.00-09.40 WIB. Pada semester ini saya mulai menerapkan Studen