KETIKA ALAM BERKATA


Salam Kebajikan, 
惟德動天,

Nabi bersabda, "Bangunkanlah hatimu dengan sanjak. Tegakkan pribadimu dengan kesusilaan. Sempurnakan dirimu dengan musik."

Mari membangun hati dengan sanjak agar hati kita mampu mendengarkan suara Tuhan dan kemanusiaan dalam watak sejati kita.


KETIKA ALAM BERKATA

Tadi kulihat hujan tercurah dari langit,
Berbareng kilat cahaya dan gelegar guntur.
Pepohonan tetap diam di tempatnya, 
mungkin mengungkap syukur, 
atas anugerah ilahi yang memberi kehidupan.

Bagi pepohonan curah hujan di nanti-nanti agar dahaga hilang.
Menghapus peluh yang sekian lama menempel dalam pelukan debu.
Atas anugerah ilahi pepohonan berbenih syukur dengan memberi.
Pada kita manusia tak kecuali semua makhluk dan benda.

Mengapa pula tak tahu terima kasih atas kasih tak berperi?
Pohon tak mengucap kata seperti kita, 
manusia yang acap hanya berkata-kata.

Dedaunan, bunga, dan buah-buahan lebih nyaring bersuara.
Lebih nyata dan berguna bagi apa dan siapa saja.
Entah bagi ulat, kumbang, atau hama,
atau apa dan siapa saja bukan cuma manusia.

Tadi kurasakan curah hujan berlimpah di taman,
membasahi teras rumah tak beratap.
Tadi kudengar suara hujan,
menimpa dedaunan dan atap rumah.

Sekarang hanya tersisa hawa sejuk dan jejak basah, 
sebab curah hujan tak lagi ada.
Sekarang tinggal tersisa suara genangan air bergemericik, 
pertanda aktivitas tak lagi terhenti.

Kita manusia acap tak seperti pepohonan,
tak selalu bersyukur atas anugerah ilahi.

Kita manusia tak seperti pepohonan, 
yang rela memberi sebagai tanda terima kasih atas curahan kasih Tuhan tak berperi.

Kita manusia terbiasa berhitung atas segala sesuatu,
sampai lupa memberi tanpa pamrih, 
lebih nyaring dan murni dari sekedar berkata-kata.

Sekarang hujan tak lagi bersuara.
Mungkin besok atau lusa, 
air, pepohonan, suara, dan hawa sejuk, 
akan mengingatkan lagi, 
bahwa kehidupan akan lebih bermakna, 
saat kita bukan hanya berkata-kata, 
tapi memberi sebagai terima kasih kita, 
atas anugerah ilahi yang kita terima. 

(US) 31102021

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG