Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

PEREMPUAN MEMBINGUNGKAN, LAKI-LAKI KURANG PEKA?

Gambar
Salam Kebajikan, Apakah Anda sebagai seorang laki-laki yang sering bingung dan serba salah saat menghadapi perempuan? Anda sebagai seorang perempuan merasa laki-laki kurang peka? Ada bagusnya Anda membaca buku Why Men Don't Listen and Women Can't Read Maps karya Allan dan Barbara Pease (sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia). Beberapa tahun yang lalu saya membaca buku bagus dan penting ini. Di bawah ini saya kutipkan sedikit bagian dari buku tersebut, mudah-mudahan menggelitik Anda untuk membaca dan mempraktekkan dalam kehidupan. Seorang peneliti dari Kanada, Sandra Witelson melakukan pengujian-pengujian terhadap laki-laki dan perempuan untuk menemukan tempat emosi manusia dalam otaknya. Dengan menggunakan gambar tentang perasaan, pertama-tama diperlihatkan belahan kanan otak melalui mata kiri dan telinga kemudian ke belahan kiri melalui mata kanan dan telinga. Dari scan MRI, dia menyimpulkan bahwa perasaan laki-laki terletak terutama di dua area di bel

ANAK QILIN YANG TERLEPAS

Gambar
Salam Kebajikan, Beberapa tahun yang lalu ada seorang remaja diajak oleh mamanya untuk ikut kebaktian di salah satu litang di salah satu kota. Sang mama mengajak anaknya untuk beribadat di litang karena ingin agar anak-anaknya menjadi seorang penganut agama Khonghucu seperti dirinya. Ada kerinduan yang besar di samping rasa khawatir di hati kecilnya, karena sang anak bersekolah di sekolah berbasis agama tertentu yang begitu masif dan agresif mengajarkan nilai-nilai kepercayaan yang dipegang oleh sekolah. Sang anak pada dasarnya gamang mengenai agama yang akan dianutnya, dan belum menentukan pilihan, maka dia tak keberatan untuk ikut mamanya beribadat. Setelah beberapa kali ikut kebaktian, hati sang anak belum tergerak bahkan menyisakan banyak tanya tak terjawab. Betapa tidak?  Saat dia mencari sesuatu agar dapat menentukan pilihan, dia tak mengerti apa yang sedang dibahas oleh orang di atas mimbar sana. Bagi dirinya ibadat ini tak terasa pada getar hati, tak sang

VEGETARIAN UNTUK MENCAPAI KESUCIAN?

Gambar
Salam Kebajikan, Dalam perkuliahan hari ini, salah seorang mahasiswa saya bercerita bahwa beberapa waktu yang lalu dia ditawari oleh kawannya—seorang penganut agama Buddha—untuk mencicipi sate vegetarian. Sambil dianjurkan—bahkan sedikit 'dipaksa'—untuk menjadi vegetarian seperti kawannya tersebut. Mahasiswa saya merasa heran, mengapa vegetarian kok malah makan daging imitasi terbuat dari jamur? Beberapa tahun yang lalu, saya pernah bertemu dengan salah seorang rohaniwan penganut tian dao yang men-sinkretiskan agama-agama, mengatakan bahwa Nabi Kongzi setelah bertemu Laozi menjadi vegetarian. Begitu pula pada beberapa kesempatan dan membaca diskusi di media sosial, beberapa orang mengatakan dengan yakinnya bahwa orang-orang yang telah mencapai level tinggi, termasuk orang Khonghucu pasti vegetarian.  Agak aneh dan lucu, dia sendiri bukan penganut agama Khonghucu dan belum tentu sudah membaca teks-teks kitab suci dan sejarah agama Khonghucu, tapi bisa beg

AGAMA KHONGHUCU BERASAL DARI BUDDHA: SEBUAH CATATAN PERKULIAHAN

Gambar
Salam Kebajikan, Memasuki tahun kesepuluh saya mengajar Mata Kuliah agama Khonghucu, ada satu pertanyaan yang kerap terlontar dari para mahasiswa di awal perkuliahan, yaitu apa perbedaan antara agama Buddha dengan agama Khonghucu. Pertanyaan sederhana namun esensial. Pertanyaan yang sama kerap terlontar saat saya mengobrol dengan kawan dan kolega dalam berbagai kesempatan. Inilah sebetulnya kebingungan yang ada dalam masyarakat. Ada dua faktor penyebab utama terjadinya kebingungan tersebut.  Yang pertama tentu saja karena kebijakan politik zaman orba yang menelikung agama Khonghucu. Penyebab kedua adalah ada sekelompok orang (rohaniwan agama, pengamat budaya, guru agama) dan lembaga agama tertentu (biasanya sinkretis) dengan berbagai alasan sengaja atau tidak sengaja mengaburkan untuk keuntungan kelompoknya. Diakui atau tidak mereka tidak bisa lepas dari pengaruh Khonghucu. Saat perkuliahan kemarin, saya tanyakan lebih dahulu kepada mahasiswa apa yang dia ketahui

MAYORITARIANISME TIRANIK

Gambar
Salam Kebajikan, Beberapa tahun yang lalu saya diundang menjadi salah seorang pembicara dalam workshop yang diselenggarakan oleh PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia). Pada dasarnya workshop tersebut mensinyalir adanya mayoritarianisme tiranik agama 'mayoritas' terhadap agama-agama lain yang lebih sedikit penganutnya. Dalam workshop tersebut, saya menyatakan tidak sependapat bila dikatakan hanya salah satu agama mayoritas melakukan mayoritarianisme tiranik, karena pada kenyataannya setiap agama-agama yang lebih banyak penganutnya (urutan nomor dua dan seterusnya) menjalankan mayoritarianisme tiranik terhadap agama yang mempunyai penganut agama yang lebih sedikit. Hal yang sama saya kemukakan pada saat seminar yang diselenggarakan oleh Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2015. Persoalan yang dihadapi oleh penganut agama Khonghucu dan agama-agama lokal serta kepercayaan menunjukkan mayoritarianisme tiranik bukan hanya dilakukan

PERAYAAN SINCIA DAN CAPGOME: KITA MESTI GEMBIRA ATAU KHAWATIR?

Gambar
Salam Kebajikan, Tanggal 15 Zhengyue 2571 atau tanggal 8 Februari 2020 adalah hari penutup kita merayakan xin nian atau Tahun Baru Imlek dikenal sebagai capgome. Setelah 15 hari melaksanakan berbagai persembahyangan, bersilaturahmi kepada keluarga inti dan meluas kepada sanak saudara, kerabat dan teman serta sahabat dengan disemarakkan berbagai pesta perayaan. Segala pesta dan perayaan xin nian 2571 memasuki titik akhir dan memang selayaknya dicukupkan. Sudah saatnya kita kembali bekerja, meneruskan karya mengisi kehidupan dalam alurnya. Sesuatu yang berlebihan tidaklah baik, sesuatu yang kebablasan akan membawa ekses negatif. Hukum aksi reaksi, sebab akibat berlaku. Berkaitan dengan kondisi alam, tanggal 15 Zhengyue adalah hari saat es di Tiongkok—tempat penanggalan lunisolar atau sekarang secara salah kaprah dikenal sebagai penanggalan imlek;  digunakan sejak kaisar Han berkuasa di Tiongkok atas anjuran Nabi Kongzi  yang sekarang dapat kita baca dalam kitab Lunyu (Sab

TANGGAL CANTIK TAHUN CANTIK XIN NIAN 2571 KONGZILI

Gambar
Salam Kebajikan, Hari ini tanggal 0202-2020, tanggal cantik kata orang-orang. Dibaca dari depan atau belakang sama saja, sama cantiknya dengan 2002-2002 yang sudah delapan belas tahun berlalu dan tanggal-tanggal unik lain yang tak kalah cantiknya. Memang cantik, apalagi bila dikaitkan dengan suatu peristiwa atau perhelatan sehingga diharapkan mudah diingat dalam jangka waktu lama, menorehkan kenangan. Tentu saja setiap hal yang cantik, unik dan mudah diingat bagi orang-orang tertentu merupakan peluang untuk melakukan sesuatu yang menghasilkan kenangan atau keuntungan, tapi bagi sebagian lainnya tanggal ini sama cantiknya, sama buruknya dan sama biasanya dengan hari-hari lain, tak ada yang istimewa. Kehidupan memang demikian adanya, manusia memandang dunia tidak dalam sudut pandang yang sama. Kita tidak seragam. Tak bisa dipaksa sama dan seragam. Bahkan dalam pemerintahan otoriter sekalipun, selalu saja ada pihak yang tak setuju.   Dalam keyakinan saya, yang sama dan se

NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEMBAHYANG JING TIAN GONG DAN YUAN XIAO

Gambar
Salam Kebajikan, Ada dua peribadatan besar tersisa yang akan dilaksanakan oleh umat Khonghucu khususnya di Indonesia berkaitan dengan pergantian tahun penanggalan Kongzi (Kongzili/Yinyang Li) , yaitu Jing Tian Gong dan Yuan Xiao (Capgome) pada tanggal 8 malam tanggal 9 zheng yue dan tanggal 15 zhengyue. Bagi umat Khonghucu yang religius, mempersiapkan diri untuk melaksanakan sembahyang Jing Tian Gong adalah dengan bersuci diri dan membersihkan hati menguatkan tekad meluas sempurnakan sari kecerahan kebajikannya. Memadukan diri dalam Dao (Jalan Suci), sehingga menciptakan keberesan suasana batin untuk bersujud kepada sang Khalik dengan cara berpantang selama beberapa hari dan bahkan berpuasa sepanjang hari sebelum melaksanakan sembah sujud pada Tian.  Peribadatan ini merupakan puncak persujudan yang diatur dalam tata agama dan tata laksana upacara, mengambil spirit dalam kitab Liji berpadu harmonis dengan tradisi. Agama dan tradisi bukanlah sesuatu yang perlu dipertent