Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

MENGAJARKAN PERBEDAAN DAN TOLERANSI

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, Perkuliahan sedang berlangsung melalui daring. Dengan teknologi yang ada, mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan dari rumah mereka di berbagai kota. "Coba sekarang kalian lihat ke sekeliling, apakah ada benda-benda berwarna merah?" suara dosen terdengar melalui mic di layar hp dan laptop para mahasiswa. "Ada, Pak!" sahut mahasiswa terdengar oleh dosen melalui hp. Dosen yang rata-rata berasal dari generasi X dan Y, serta telah berusia di atas 45 tahun perlu belajar beradaptasi dengan teknologi. Pelatihan, belajar mandiri, atau bertanya pada anak, mahasiswa, dan sejawat yang lebih muda adalah jalan yang dapat ditempuh oleh para dosen agar tidak lagi gaptek dan dapat melanjutkan tugas mulia sebagai pendidik. Agar perkuliahan dapat berlangsung menarik, diperlukan kreativitas dalam mengajar. Gambar-gambar, video, youtube , cerita, ilustrasi, diskusi dan praktik akan membantu siswa terus fokus pada perkuliahan. Kurikulum, silabus, RPS per

RELIGIUSITAS SEMBAHYANG ZHONG QIU

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, Setiap tanggal 15 bulan 8 penanggalan Kongzili umat Konghucu senantiasa melakukan persembahyangan besar zhongqiu sesuai tuntunan Kitab Suci. Sajian khas persembahyangan zhongqiu adalah kue bulan, dinamakan kue bulan karena bentuknya bundar seperti penampakan rembulan. Di dalam sanjak Tian Bao yang terdapat dalam Shi Jing II Xiao Ya I. Lu Ming VI bait ke empat tertulis, Dipersembahkan segenap sajian, Dengan wajah menunjukkan bakti; Sembahyang Yue 禴 (musim panas), Ci 祠 (musim semi), Zheng 蒸 (musim dingin) dan Chang 嘗 (musim rontok). Kehadapan Tuhan dan leluhur yang telah mendahulu, Diungkapkan hasil kajian, 'Lestari berlaksa jaman tanpa batas'. Dalam Li Ji XXII Ji Tong 24 tertulis, ... Upacara sembahyang Chang dan zheng mengungkapkan kebenaran sifat Yin  ... Upacara sembahyang Chang mengungkapkan maraknya sifat Yin . .. Pada zaman dahulu ... pada saat upacara sembahyang chang dikeluarkan hasil sawah dan hasil kota, diumumka

BELAJAR ESENSI BERAGAMA DI KAMPUS

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, "Mari kita evaluasi tugas minggu lalu kalian, yaitu mempraktikkan jingzuo selama 3 hari berturut-turut dan menceritakan dalam selembar kertas apa yang kalian rasakan. Dari saat kalian mulai jingzuo , apa yang ada dalam pikiran, serta apa tantangan yang kalian hadapi? Bagaimana kalian mengatasinya serta perkembangan apa yang kalian rasakan setelah kalian praktikkan tiga hari berturut-turut? Kita evaluasi agar kalian mengerti esensinya." Hari ini perkuliahan memasuki minggu keempat. Setelah mahasiswa menceritakan pengalamannya, dosen memberi penjelasan. " Jingzuo yang kita pelajari adalah upaya kita untuk belajar fokus dan memperoleh kesadaran dengan menempatkan hati pada tempatnya. Sehingga dalam kehidupan modern yang serba instan dan sibuk ini kalian dapat melakukan sesuatu dengan fokus dan penuh kesadaran. Dengan kemampuan kalian fokus, kalian akan menjadi manusia unggul, tidak mudah terganggu oleh persoalan hidup yang datang silih berg

SEMPURNAKAN DIRIMU DENGAN MUSIK

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, Marilah hai umatNya Datanglah segera Buktikanlah baktimu kepada orang tua Ya Nabi ku Yang Mulia Ya Nabiku Khongcu Ajarannya yang berguna Peneguh iman hatiku Untaian lagu di atas ditulis oleh almarhum Oom Dick era tahun 1970-an. Namun entah mengapa tidak pernah dipopulerkan. Anehnya lagu tersebut masih terpatri dalam ingatan saya dan masih bisa saya senandungkan.  Oom Dick adalah teman kakak saya. Dalam ingatan samar saya, Oom Dick, kurus,  berkulit gelap, berambut agak gondrong dan beberapa jarinya berkuku panjang, mungkin untuk memetik gitar. Saya mengenal Oom Dick saat saya masih kecil di rumah orang tua saya di Bandung. Oom Dick bersama almarhum Oom Tjin Tie (Eddie Rhinaldi) ketika itu bermain musik bersama. Rumah orang tua saya menjadi tempat berlatih band. Kalau sekarang Anda mendengarkan lagu yang Oom Dick ciptakan, mungkin saja terkesan lagu jadul, berbeda dengan lagu-lagu yang sekarang populer. Saya awam dalam musik. Suara saya juga kurang bagus

JABATAN ITU BUKAN KEBANGGAAN

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, Bagaimana budaya kita saat seseorang terpilih atau diangkat menjadi pejabat, pimpinan, wakil rakyat, ketua, rohaniwan? Hampir dapat dipastikan mayoritas akan bergembira. Bahkan sebagian dari kita melaksanakan acara syukuran atau pesta kemenangan penuh suka cita. Diiringi ucapan selamat dari para kolega, relasi, keluarga, saudara, kawan, dan sahabat. Tak jarang disertai deretan bunga ucapan warna warni berbagai ukuran berjejer di depan rumah atau tempat acara menambah semarak suasana.  Budaya seperti ini tak sepenuhnya keliru saat diikuti dengan kerja sungguh-sungguh memenuhi tugas dan tanggung jawab sesuai predikat baru yang diemban.  Sayangnya, kita sering menghadapi kenyataan acara syukuran atau pesta kemenangan penuh sukacita tersebut justru menunjukkan kebanggaan yang membalut ke-AKU-an atas predikat baru yang disandang, tidak diikuti dengan tanggung jawab dan kerja yang pantas untuk mengisi 'marwah' predikat tersebut.  Kita menghadapi kenyataan, p

MASUK SURGA ITU MUDAH

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, "Siapa di kelas ini berasal dari luar kota?" Lebih dari separuh mahasiswa yang mengikuti Mata Kuliah Wajib Umum Agama Khonghucu mengacungkan tangan. "Kamu dari mana?" "Saya dari Riau, Pak!" "Saya dari Kalimantan Barat, Pak! " "Saya dari Depok." "Saya dari Bangka, Pak!" "Saya dari Samarinda!" Mahasiswa yang berasal dari luar kota menjawab sahut menyahut. "Kalau kamu dari mana?" "Saya dari Sunter, Jakarta, Pak!" "Saya dari Jakarta coret, Pak. Tangerang!" jawab mahasiswa bertubuh gempal dengan anting di kuping.  Semua tertawa mendengar jawaban sang mahasiswa yang agak urakan itu. " Nah, kamu yang dari Kalbar. Waktu kamu datang ke Jakarta, kamu melalui bandara Cengkareng ya?" "Betul, Pak!" " Kirain kamu berenang melintasi laut Jawa ke Priok," sang Dosen memberi komentar nyeleneh untuk mencairkan suasana. "Kamu dari Depok ya? Ma

HATI TAK PADA TEMPATNYA

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, "Hati yang tidak pada tempatnya, sekalipun melihat takkan tampak, meski mendengar, takkan mendengar dan meski makan takkan merasakan." —Daxue VII: 2 Tulisan kali ini saya mulai dengan cerita dua sahabat. Ada dua orang telah bersahabat sejak kecil sebut saja A dan B. Bertahun-tahun kehidupan berlalu dan persahabatan mereka pun semakin erat. Kedua sahabat ini benar-benar sangat dekat. Tak ada suatu pun yang dirahasiakan di antara keduanya.  Sampai suatu ketika timbul persoalan kecil yang merenggangkan hubungan mereka. Persoalannya betul-betul kecil bahkan sepele, terjadi saat keduanya bersama kawan-kawan yang lain pergi ke luar kota. Setelah beberapa hari di luar kota, B karena kesibukannya memutuskan untuk pulang lebih dulu. Mungkin karena sedang capek, A dan B salah paham mengenai keputusan ini sehingga saling bersitegang. Akhirnya B tetap pulang dan A melanjutkan beberapa hari tinggal bersama kawan-kawan yang lain di luar kota. Setelah peristi

KO TJOE BOEN DALAM KENANGAN

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, Setiap tanggal 15 bulan 7 Kongzili saat  Zhong Yuan  kita melaksanakan persembahyangan pada arwah leluhur , satu di antara 14 persembahyangan besar keagamaan dalam agama Khonghucu sesuai tuntunan kitab suci.  Di saat Zhong Yuan 2569 Kongzili bertepatan tanggal 25 Agustus 2018, kita telah kehilangan seorang cendekiawan Khonghucu yang sangat luas dan dalam ilmu agamanya, yaitu Bratayana Ongkowijaya, SE., XDS. (Auw Jang Tjoe Boen) yang berpulang ke dalam kemuliaan kebajikan Tian pada usia 58 tahun.  Ko Tjoe Boen —begitu biasa saya memanggilnya—lahir pada tanggal 25-11-2511 Kongzili (atau 11 Januari 1961 Masehi).  Saya mengenal ko Tjoe Boen sejak pertengahan tahun 1970–an saat ko Tjoe Boen berkuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bandung. Ko Tjoe Boen adalah seorang aktivis Khonghucu sejak masih sangat muda di PAKIN dan MAKIN Pekalongan, lalu menjadi aktivis di PAKIN dan MAKIN Bandung serta beberapa MAKIN lain dan MATAKIN.  Saya pikir tak banyak orang Khonghu