Postingan

CATATAN TERBARU

BERKABUNG 3 TAHUN? REPOT AMAT!

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, B anyak terdapat ayat-ayat dalam kitab suci Ru-Konghucu mengenai perkabungan tiga tahun: untuk siapa perkabungan tiga tahun dilaksanakan, jangka waktu perkabungan tiga tahun, waktu dan persembahyangan mengakhiri perkabungan, perkabungan tiga tahun dan para raja (pemimpin) besar, alasan mengakhiri perkabungan, perkabungan tiga tahun dan jauh dekatnya kasih, perkabungan tiga tahun dalam kaitan dengan laku bakti dan lain-lain. Setelah pada tulisan terdahulu kita membaca mengenai 'Pertanyaan Perkabungan Tiga Tahun' dalam Kitab Liji , tulisan kali ini menyajikan ayat-ayat lain mengenai perkabungan tiga tahun yang dapat kita simak minimal untuk menambah pengetahuan, syukur bila mau menjalankan dengan tulus karena mengerti mengenai hakikat perkabungan. Mari kita simak. Upacara perkabungan merupakan pernyataan kesedihan yang sangat. Adanya pembatasan di dalam kesedihan, itu mengikuti perubahan yang alami. Peraturan itu dibuat oleh seorang Junzi di dala

PERTANYAAN TENTANG PERKABUNGAN TIGA TAHUN

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, P ada zaman sekarang yang serba praktis dan instan, perkabungan tiga tahun semakin jarang dilaksanakan. Orang-orang lebih banyak memilih melaksanakan perkabungan 49 hari, 100 hari, 1 tahun, atau bahkan sama sekali tidak melaksanakan. Bab XXXV Kitab Liji (Catatan Kesusilaan) dengan judul San Nian Wen atau Pertanyaan tentang Perkabungan Tiga Tahun layak kita baca dan renungkan sehingga kita memahami alasan mengapa perkabungan tiga tahun dilaksanakan dan sebetulnya layak dilaksanakan oleh kita sebagai manusia dengan beberapa penyesuaian kecil. Mari kita simak. 1. Apa maksud dilakukan perkabungan tiga tahun? Berbagai peraturan tentang perkabungan itu ditegakkan berdasar harmoninya dengan perasaan manusia. Dengan itu diungkapkan jalinan hubungan di dalam masyarakat; dalam kekerabatan ditunjukkan jauh-dekatnya hubungan dan dalam peringkatnya dibedakan mulia atau rendahnya kedudukan. Ketentuan itu tidak boleh dikurangi atau ditambah; maka disebut, ‘Itulah Jalan

SPIRIT MENGAJAR

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, P erkuliahan secara daring pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan perkuliahan tatap muka. Pada masa yang tidak lama lagi perkuliahan secara daring akan menjadi suatu hal lazim (untuk beberapa mata kuliah) walau pandemi telah berakhir atau setidaknya perkuliahan akan dilaksanakan secara hybrid , kombinasi antara kuliah daring dengan kuliah tatap muka. Bukan hal yang tidak mungkin sekolah pun akan dilaksanakan seperti itu. Perubahan adalah keniscayaan. Sekarang ini masih banyak kalangan yang belum dapat menerima sekolah dan perkuliahan secara daring. Hal yang wajar dan biasa terjadi dalam hampir setiap perubahan. Perubahan menciptakan krisis. Kita sudah mafhum bahwa krisis (weiji) mengandung dua sisi: bahaya dan peluang. Para dosen dan guru perlu membenahi diri dan melakukan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Pembenahan dan adaptasi bukan saja terhadap pemanfaatan teknologi tapi terlebih lagi terhadap metode dan materi yang diajarkan. Kalau

CATATAN AKHIR TAHUN

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, B eberapa hari lagi tahun 2021 M akan berakhir, tahun 2022 M akan tiba. Banyak peristiwa telah kita lalui baik peristiwa yang mengesankan maupun mengesalkan. Apapun itu, nyatanya kita telah berhasil melalui dalam keadaan kita sekarang. Dalam tataran luas, tahun ini kita masih hidup dalam suasana pandemi. Berbagai aktivitas harus tetap dilakukan dalam protokol kesehatan yang ketat, agar kita dapat memutus penularan COVID-19. Di beberapa daerah terjadi bencana alam banjir, gempa bumi, maupun gunung meletus. Berbagai peperangan dan aksi terorisme masih terjadi di berbagai penjuru dunia. Banyak hal negatif lain yang kita dengar, lihat dan alami misalnya kondisi ekonomi yang kurang baik, aksi kekerasan dengan berbagai alasan, dan lain-lain. Namun demikian, tak semua hal negatif terjadi, banyak hal positif yang kita dengar, lihat dan alami. Kebangkitan ekonomi, perdamaian, berbagai penemuan, prestasi dan karunia di berbagai bidang terjadi sepanjang tahun

SEKELUMIT AGAMA RU-KHONGHUCU DAN AKAR BUDAYA TIONGHOA

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, B agaimana manusia bisa ada di dunia ini? Apa kaitannya dengan Wu Xing (lima unsur)? Berapa hari dalam sebulan? Berapa bulan dalam setahun? Ada berapa nada? Apa kaitan manusia dengan Tian dan Di? Apakah Anda pernah mendengar mengenai Si Ling (empat makhluk Cerdas) yang begitu mendominasi khasanah budaya Tionghoa? Ayat-ayat dalam Kitab Liji VII Li Yun III: 1-10 "Gerak Perkembangan Kesusilaan" menarik untuk disimak. Sesungguhnya, adanya manusia adalah oleh kuasa Kebajikan TIAN dan DI , oleh jalinan sifat YIN (negatif) dan YANG (positif), karena berkumpulnya Nyawa dan Rokh ( GUI dan SHEN ), dari sari semangat ke lima unsur (WU XING). TIAN mengendalikan sifat YANG , menggantung matahari dan bintang-bintang. DI mengendalikan sifat YIN , memberi jalur di gunung-gunung dan sungai-sungai. Ditaburkan lima unsur itu melalui empat musim, dan oleh geraknya yang harmonis kemudian tumbuhlah bulan (rembulan); tiga kali lima hari menuju penuh (Ying) d

DONGZHI BUKAN SAAT TIBA MUSIM DINGIN

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, B eberapa hari yang lalu perayaan dan persembahyangan Dongzhi baru saja dilaksanakan dengan berbagai motif, baik karena alasan agama maupun alasan 'budaya'. Bertebaran berbagai ucapan dan meme mengenai Festival  Dongzhi  berikut berbagai gambar kue ronde. Berbagai tulisan dibuat dan dapat dibaca di media sosial maupun media massa. Sebuah peristiwa agama dan budaya tentu saja mengandung makna dan asal usul. Makna bisa beragam tergantung sudut pandang, motif, dan zaman. Asal-usul pun bisa beraneka karena beberapa alasan, misal karena sumber bacaan atau pengetahuan yang dimiliki penulis. Membaca beberapa tulisan mengenai  Dongzhi  yang beredar dalam lini masa, ada salah kaprah dari para penulis tersebut. Para penulis mengatakan bahwa  Dongzhi  adalah 'tibanya musim dingin' atau 'ketibaan musim dingin'. Dongzhi  bukanlah saat tibanya musim dingin.  Dongzhi  adalah saat Zhong Dong (bulan pertengahan musim dingin). Saat tibanya musim din

DONGZHI, 21 DESEMBER?

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, Pada zaman dinasti Zhou (1046 SM – 256 SM), saat matahari berada di 23½° Lintang Selatan adalah hari Tahun Baru. Upacara sembahyang Jiao dilaksanakan pada hari Xin; karena pada hari itu Dinasti Zhou pertama kali melaksanakan sembahyang besar Jiao pada saat hari mulai kembali (Dong Zhi). —Liji IX, Jiao Te Sheng II: 3 “Pada bulan Zheng Yue (Cia Gwee) saat matahari di garis balik (selatan), itu saat melakukan sembahyang kepada Shang Di (Tuhan Yang Maha Kuasa). ..."  —Liji XVIII ZA JI B II: 24 Waktu kita geser ke tahun 2021 Masehi. Titik balik Matahari di 23½° Lintang Selatan  terjadi pada hari ini, Selasa 21 Desember 2021. Fenomena astronomi ini punya nama lain Solstis Desember, Winter Solstice , atau titik balik musim dingin. Dikutip dari situs Edukasi Sains LAPAN, Solstis Desember adalah posisi ketika Matahari berada paling selatan terhadap ekuator langit jika diamati oleh pengamat di permukaan Bumi. "Puncak Solstis Desember tahun ini terjadi pada

KITA BUKAN PENAKLUK ALAM

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, B anyak fenomena alam yang tidak biasa terjadi sekarang ini. Beberapa negara yang tidak pernah mengalami hujan salju tiba-tiba mengalaminya. Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat serta beberapa negara Asia seperti Tiongkok mengalami cuaca dingin yang ekstrem. Di lain pihak es di kutub utara mulai mencair. Kita pun merasakan akhir-akhir ini udara terasa lebih panas daripada biasanya. Musim hujan dan musim kemarau datang silih berganti dengan kurang teratur. Banjir dan tanah longsor acap-kali terjadi dan sudah dianggap biasa. Belum lagi polusi udara terasa menyesakkan nafas. Banyak upaya yang dilakukan untuk mengatasi persoalan ini. Salah satu upaya adalah ditandatanganinya Piagam Bumi serta kompensasi yang diberikan pada negara-negara seperti Indonesia untuk melindungi hutannya sebagai paru-paru dunia dan meredam pemanasan global. Bagi agama Konghucu, isu kritisnya adalah kembali kepada dimensi spiritual harmoni dengan alam, dalam kesatuan Tian , di, ren. Da

MODUL PENDAMPINGAN TOKOH AGAMA DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

Gambar
Salam Kebajikan,  惟德動天, "WDDT, saya lagi ikut acara kemenpppa, bisa kasih masukan? Tentang mengatasi bencana alam menurut pandangan Konghucu."  Begitulah isi pesan WA masuk di gawai saya dari bu GS. Tak berapa lama saya dikirimi WA kerangka acuan pengembangan modul. Kerangka acuan saya pelajari, lalu saya jawab, "Mengenai psikososialnya ya?" "Ya, sama soal bencana yang dialami... Bagaimana tindakan kita menghadapinya" Saya segera mencari informasi mengenai psikososial dan seketika memberi jawaban.  "Kalau menurut saya yang perlu disadari dan dilakukan adalah: Bencana alam adalah proses perubahan dan peleburan alam semesta yang terjadi untuk tercapainya keseimbangan dan keharmonisan baru sehingga secara spiritual, sebagai manusia menerimanya sebagai Tian Li (hukum Tian ). Dalam keterkaitan yang saling berpengaruh dalam hubungan Tian Di Ren , manusia ikut berkontribusi pada terjadinya bencana alam. Untuk poin 1 manusia perlu menyikapi dengan ima