UNTUK APA HIDUP?


Salam Kebajikan, 
惟德動天,

Berhari-hari saya berusaha untuk menulis tapi ide dan mood tidak juga muncul, maka puisi menjadi alternatif tulisan. Toh menulis puisi adalah aktivitas yang juga dianjurkan oleh Nabi agar dapat membangun hati.


UNTUK APA HIDUP?

Pada puncak gelombang apakah ada buih tersisa?
Saat pecah gelombang masih adakah untai asa tersisa?
Kehidupan bukanlah simpul pasti tanpa tanya,
Bak puncak dan pecah gelombang.
 
Dalam kehidupan berjuta tanya mengemuka,
Tanya menyisakan ruang bagi jawab.
Jawab tak berarti menutup pintu bagi tanya.
Kita, manusia mencoba mencari jawab dengan tanya.

Bukan apa, agar bahagia dan puas bukanlah fatamorgana.

Apakah bermakna cara kita bertanya?
Apakah tata cara pun bermakna untuk beroleh jawab yang bermakna?
Andai saja manusia tak punya rasa, apa arti cara dan tatacara?
Andai manusia tak punya rasa, apa arti estetika?

Begitupun andai manusia tak punya rasa, apa arti makna?

Manusia seperti gelombang, ada saat puncak ada saat pecah.
Dari situlah sebetulnya manusia akan belajar dan mengerti hidup untuk apa.
Mengerti bahwa puncak dan pecah berganti tak mungkin sendiri.
Mengerti bahwa suka dan duka adalah niscaya.

Bila hidup hanya satu warna dan satu nada,
Bila hidup hanya puncak tanpa pecah.

Lalu bagaimana manusia dapat mengerti tentang duka?
Tentang derita?
Tentang amarah?
Tentang hukum yang kekal?

Bila hidup hanya pecah tanpa puncak,
Lalu bagaimana manusia dapat mengerti tentang suka?

Tentang bahagia?
Tentang cinta?
Tentang jalan lurus yang agung?

Dengan pecah dan puncak manusia dapat pula mengerti ada rasa diantara

Hidup adalah untuk belajar sadar dan mengerti,
Hingga saat waktu telah tiba.

Manusia dapat tersenyum bahagia.
Manusia dapat tertawa puas.
Karena telah cukup mendalami makna.
 
Aku manusia ...

(US) 31102021


Lunyu VIII: 8, Daxue U: 2

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG