POHON SONG 松 DAN BAI 柏


Salam Kebajikan, 
惟德動天,

Nabi bersabda, "Setelah tiba tengah musim dingin, barulah kita ketahui, pohon song (pinus) dan bai (cemara) paling akhir gugurnya."

Bagaimana sikap Anda saat menghadapi situasi sulit dan semua nampak gelap, dingin, tak ada tanda-tanda 'kehidupan', semua nampak semakin beku seperti alam tiba di tengah musim dingin dan sebentar lagi memasuki puncak musim dingin?

Pohon song dan bai dapat menjadi contoh ketegaran. 

Pada saat semua tumbuhan yang lain meranggas, pohon song dan bai tetap tegak dan daunnya gugur belakangan.

Banyak cerita orang-orang yang dapat bertahan saat semua nampak tidak berpihak padanya. Mereka mampu melalui musim dingin kehidupan yang begitu mencekam menyakitkan, memiriskan, dan memasuki musim semi kehidupan saat tunas-tunas harapan baru tumbuh hasil keteguhan iman lalu bunga upaya dan buah hasil kesabaran dan kerja keras bermunculan seiring berjalannya waktu dan upaya yang dilakukan.

Apa yang memampukan orang-orang tersebut hingga seperti itu? 

Harapan. Ya, harapan jawabannya. Jangan pernah putus harapan. Harapan adalah pelita yang menerangi jiwa untuk menapaki kehidupan. Naik turun kehidupan adalah keniscayaan. Dengan harapan kita selalu melihat cahaya terang di ujung kegelapan.

Disabdakan, "Seorang panglima yang mengepalai tiga pasukan masih dapat ditawan. Tetapi cita seorang rakyat jelata tidak dapat dirampas."

Seberapa kuat harapan seseorang berkaitan erat dengan cita-cita. Cita-cita membangkitkan harapan yang diwujudkan dalam semangat. Maka peliharalah cita-cita agar harapan tetap ada. Harapan akan membangkitkan semangat. Semangat akan memelihara cita-cita. Cita yang telah menyatu dapat menggerakkan semangat dan semangat yang telah menyatu dapat menggerakan cita. Maka peliharalah cita jangan memperkosa semangat. Itulah kunci kita bertahan seperti pohon song dan bai.

Pohon song dan bai di akhir musim dingin meranggas. Sebentar saja, tak seperti pohon yang lain. Saat musim semi tiba, daunnya mulai menghijau kembali. 

Begitulah siklus kehidupan. Saat kita mau menerima perubahan yang terjadi sesuai Tianli, semua yang terjadi diterima dengan tulus dan lapang, tak membuat 'penderitaan' menguasai terlalu lama. 

Penderitaan tidak lagi dirasakan sebagai penderitaan tapi proses menjadi manusia yang besar, manusia yang lebih baik, manusia yang menjalankan rendao (kemanusiaannya) harmonis dengan Tiandao (Jalan Suci Tian) sesuai Tianli (Hukum Tian).

Alam memberi pelajaran bagi manusia yang mau belajar dan merenung. (US) 24102021


Lunyu IX: 28, Lunyu IX ayat 26, Mengzi IIA: 2, Mengzi VIB: 15.

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG