SALAM KEBAJIKAN DALAM KEGIATAN LINTAS AGAMA DAN KENEGARAAN

Salam Kebajikan,

Wei De Dong Tian (惟德動天) sering diterjemahkan sebagai Hanya Kebajikan Tian Berkenan, penyesuaian atas terjemahan Hanya Kebajikan yang Menggerakkan/Menggetarkan Tian adalah salam keagamaan Khonghucu yang diucapkan saat sesama umat Khonghucu bertemu atau saat seorang MC, pembicara, penanya, atau pengkhotbah akan mulai menyampaikan materi.

Wei De Dong Tian adalah sabda Yi, penasihat Raja Da Yu yang tertulis dalam Shujing atau Shangshu (尚書) kitab sejarah bab mengenai Yu (虞書 - Yu Shu).

Salam Wei De Dong Tian dijawab dengan "Xian You Yi De (咸有一德)" yang artinya Hanya ada satu Kebajikan atau Milikilah Kebajikan yang Esa itu. Kalimat Xian You Yi De berasal dari sabda Yi Yin 伊尹, penasihat Raja Shang Tang, pendiri dinasti Shang yang terdapat dalam Shu Jing (Kitab Sejarah) bab mengenai dinasti Shang (商書 - Shang Shu).

Salam keagamaan ini merupakan inti dari keseluruhan ajaran agama Ru-Khonghucu yang terus diucapkan berulang-ulang untuk mengingatkan dan menguatkan agar umat Ru-Khonghucu selalu menjadikan Kebajikan sebagai 'ruh' dalam setiap desahan nafas dan tindak lakunya.

Persoalan timbul saat salam hendak diucapkan oleh orang-orang non Khonghucu dalam kegiatan-kegiatan lintas agama dan acara-acara kenegaraan. Pelafalan hanyu pinyin berbeda dengan ejaan bahasa Indonesia. Hanyu pinyin bukan hanya tentang cara baca tetapi juga nada. Nada berbeda, mengandung makna berbeda. Huruf d dan t dalam Wei De Dong Tian tidak dibaca sebagai d dan t.

Idealnya setiap orang mengucapkan salam khas keagamaan Khonghucu ini dengan tepat dan benar seperti salam-salam keagamaan lain. Kenyataan di lapangan ada kesulitan dan tantangan tersendiri bagi orang yang hendak mengucapkan Wei De Dong Tian secara utuh.

Dari beberapa pengalaman saya dalam kegiatan lintas agama dan kenegaraan, salam keagamaan Khonghucu sering tidak diucapkan karena beberapa alasan:
  1. Salam tersebut belum tersosialisasi dengan baik. Orang masih mengucapkan salam 3-5 agama saja, Khonghucu tidak termasuk. Beberapa kali setelah acara saya memberikan secarik kertas berisi tulisan Wei De Dong Tian berikut cara membacanya atau saat saya mendapat giliran bicara dengan sopan dan bercanda memberitahu.
  2. Tidak terbiasa dalam pengucapan menggunakan hanyu pinyin, sehingga mereka takut salah. Apa yang tertulis, berbeda dengan bagaimana membaca. Mereka memilih tak mengucapkan.
  3. Mereka sadar salam yang diucapkan adalah doa, pengucapan berbeda bermakna berbeda. Daripada salah, mereka lebih baik tak mengucapkan.
  4. Khawatir dianggap penodaan agama dan menjadi kasus pidana karena salah mengucapkan sehingga mereka tak mengucapkan.
  5. Kesengajaaan dengan alasan tertentu
  6. Beberapa tokoh agama yang saya kenal dengan baik selalu kesulitan atau lupa cara mengucapkan sehingga setiap kali ada acara lintas agama menanyakan kepada saya secara langsung ataupun melalui WA. Orang yang sama berulang-ulang bertanya. Mereka mempunyai niat tulus untuk mengucapkan Wei De Dong Tian sebagai penghormatan pada penganut agama Khonghucu. Apa daya tak terbiasa, lupa dan khawatir salah sehingga bertanya lagi dan lagi. Kenyataannya tetap saja pengucapannya salah, tapi tetap perlu kita hargai.
Bagi umat Khonghucu hal-hal tersebut merupakan tantangan tersendiri. Untuk mengatasinya kita bisa memberi tahu mereka dengan berbagai cara seperti di atas atau cara-cara lain tergantung situasi dan kondisi serta siapa orang yang perlu diberitahu baik oleh pribadi maupun lembaga.

Persoalan tak mudah adalah mengatasi pelafalan berbeda yang dapat berdampak keengganan orang untuk mengucapkan dan memilih untuk tidak mengucapkan seperti poin 2, 3 dan 4.

Persoalan lain adalah bagaimana mensosialisasikan kepada orang-orang dengan jabatan tertentu seperti Presiden, Wapres, Menteri, anggota legislatif, dan pejabat-pejabat daerah yang mempunyai protokoler tertentu. Jarang kesempatan untuk bertemu apalagi untuk berkomunikasi. Mungkin hanya satu kali saja kesempatan untuk memberitahu secara pribadi. Apakah bisa kita mengajarkan pada pejabat-pejabat ini pengucapan Wei De Dong Tian dalam satu kesempatan? Saya rasa sulit. Kalaupun kita ajarkan, akan ada hambatan psikologis seperti no 2, 3 dan 4. Dalam hal inilah perlu melihat dari kacamata mereka, bukan dari kacamata kita, di samping itu diperlukan fleksibilitas agar salam keagamaan (berciri) Khonghucu terucapkan, bukan sikap kukuh dan mengharuskan.

Beberapa tahun yang lalu, dalam pidato-pidato Presiden Jokowi, salam keagamaan Khonghucu tak pernah diucapkan. Nampaknya beliau gamang untuk mengucapkannya, khawatir salah. Bisa juga karena penulis pidato tak menuliskan dalam naskah pidato karena berbagai alasan. Maka pada kesempatan saya bersama tujuh tokoh agama tingkat nasional dari 6 majelis agama serta NU dan Muhammadiyah diundang ke istana dan saya mendapat kesempatan berbicara, saya sampaikan kerinduan umat Khonghucu untuk diperlakukan adil, salah satunya mengenai pengucapan salam keagamaan Khonghucu yang tak pernah diucapkan, saya sampaikan, kalau memang sulit untuk mengucapkan Wei De Dong Tian, ucapkan saja Salam Kebajikan.

Presiden Jokowi yang duduk di hadapan saya menyimak dengan seksama dan mencatat. Sejak saat itu di mana pun dan kapan pun Presiden Jokowi berpidato, senantiasa mengucapkan Salam Kebajikan walaupun kadang dalam sambutan tertulis tidak ada Salam Kebajikan, beliau tetap mengucapkan Salam Kebajikan. Sekarang mulai jamak para pejabat mengucapkan Salam Kebajikan dalam berbagai kesempatan. Untuk mengimbangi ini, dalam kegiatan-kegiatan lintas agama, bila mendapat kesempatan berbicara, kita sebagai umat Khonghucu perlu mengucapkan Salam Kebajikan: Wei De Dong Tian agar masyarakat tahu bahwa Salam Kebajikan adalah salam keagamaan Khonghucu. Pengucapan salam yang tak sempurna memang, mungkin sebagian umat dan rohaniwan merasa tidak sreg dengan berbagai alasan. Tapi menurut saya, dengan situasi dan kondisi yang ada, kita perlu bersyukur.

Anda bisa saja tidak sependapat dengan saya, itu hak Anda. Silakan Anda berusaha mengajarkan dan meyakinkan para pejabat serta tokoh-tokoh agama yang kebetulan Anda temui untuk mengucapkan Wei De Dong Tian, bukan Salam Kebajikan. Mudah-mudahan mereka mengucapkan dengan benar. Semoga berhasil.

Dengan Salam Kebajikan digelorakan bersama salam-salam keagamaan lain, kita yakini akan menggetarkan Tian untuk melimpahkan rahmatnya bagi bangsa dan negara tercinta sehingga menjadi bangsa yang semakin besar, disegani, makmur, dan berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila.

Dirgahayu Indonesia ke-74 Tahun.

Merdeka!!! (US) 16082019

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG