MUJIZAT ITU ADA BAGI YANG TERUS BERPENGHARAPAN DAN BERUSAHA

Salam Kebajikan,

Dalam menghadapi situasi seperti sekarang ini yang terasa begitu mempengaruhi hati dan pikiran kita, ada satu ayat mengenai Tuhan Yang Maha Esa yang menurut saya perlu diresapi dan menjadi pegangan kita sebagai seorang umat Khonghucu. Bagaimana pun keadaan kita, apakah kita sehat, kurang sehat atau sakit berat. Apakah kita sedang dalam kejayaan atau keterpurukan. Apakah kita merasa sedang diberkahi ataukah sedang mendapat ujian.
Disabdakan dalam Kitab Zhongyong XVI: 3, "Demikianlah Tuhan YME menjadikan segenap wujud, masing-masing dibantu sesuai sifatnya: kepada pohon yang bersemi dibantu tumbuh, sementara kepada yang condong dibantu roboh."
Ayat metafora mengenai pohon ini menyiratkan pada kita bahwa ada kondisi tertentu yang diperlukan untuk mendapat bantuan dari Tuhan YME. Bagi manusia, ayat ini berkaitan erat dengan ayat yang lain dalam kitab Mengzi bahwa ujian yang datang dari Tian pastilah dapat dihindari. Bahaya yang dibuat sendiri tak dapat dihindari.

Apa kaitan antara ayat-ayat tersebut?

Kaitannya jelas. 

'Soal' ujian yang diberikan pada kita tentu disesuaikan kemampuan kita, tidak mungkin bila level kita SD diberikan soal Perguruan Tinggi. Ujian yang diberikan pada kita sebenarnya rumus atau materinya telah diberikan pada kita, tinggal kita mengolahnya agar dapat menyelesaikan soal. 

Tapi tentu saja untuk itu kita harus mau belajar. Belajar melalui pengalaman orang lain atau melalui buku-buku termasuk kitab suci atau melalui trial and error, mengalami sendiri. Namun demikian, soal yang diberikan acapkali bukan soal hafalan atau pengulangan yang persis sama, tapi memerlukan proses berpikir dengan menggunakan rumus dan materi yang kita pelajari.

Tak kalah pentingnya adalah kita harus bertindak dengan membaca, berpikir dan mengerjakan soal tersebut, jangan lupa bersembahyang dan berdoa untuk merengkuh cahaya di kedalaman batin. Ada soal-soal tertentu yang begitu sulit dikerjakan sehingga kita perlu mendapat penerangan cahaya di kedalaman batin tersebut dan kita mendapatkan pencerahan sehingga pada akhirnya mampu menyelesaikan soal sebelum waktu ujian habis. 

Kita bak pohon yang sedang bersemi.

Saat kita merasa soal yang diberikan tak mampu dan tak sanggup kita kerjakan, sehingga kita tak mau berpikir lagi dan berusaha mengerjakan/memecahkan, mungkin karena kita selama ini kurang mau belajar, tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi ujian termasuk kurang bersembahyang dan berdoa dan akhirnya menyerah, kita menempatkan diri pada bahaya. Yang ada pikiran dan batin kita tertutup awan gelap. Yang ada adalah keluh gerutu pada Tian dan sesal penyalahan pada sesama. 

Kita bagaikan pohon yang condong.


Pesan yang dapat kita tangkap adalah kita tak boleh putus harapan, tetap berpengharapan, harus terus berusaha berbekal apa yang telah kita pelajari, walau kita merasakan ujian yang kita hadapi sangat sulit dan kita mulai merasa tak mampu mengatasi. Saat kita sudah merasa di titik akhir perjuangan dan merasa tak mampu, kita tak pernah sedetik pun berhenti berusaha, mungkin tinggal dengan doa-doa kita, kita tetap meyakini bahwa Tian akan membantu pohon yang bersemi untuk tumbuh.

Walaupun mungkin pada akhirnya kita tak mampu memecahkan ujian karena waktu telah habis, kita dapat merasakan kepuasan dan kebahagiaan sejati karena menjadi manusia dengan batin yang terus bertumbuh dan menetapi takdir kita dengan lurus dan lapang dan memampukan kita pulang pada empunya kehidupan dengan senyum kepuasan dan kebahagiaan, berpulang dalam damai.

Dalam iman kita, kita sebagai umat Khonghucu meyakini akan bantuan Tian, akan mujizat Tian, akan guiren, tapi itu tidak menjadikan kita menyerahkan segalanya pada Tian tanpa kita mempersiapkan diri kita bak pohon yang sedang bersemi. Tian akan membantu menurunkan 'mujizat' pada kita yang pantas mendapatkannya, pada kita yang tak pernah menyerah, berusaha dan terus berpengharapan. Lebih bagus lagi kalau hidup kita dipenuhi kebajikan. 

Terus berusaha, mengenai hasil berserah padaNya.

Dalam menghadapi corona, kita perlu tawakal bahwa Tian pasti akan menurunkan rahmat saat kita berusaha. Hukum Tian (Tian Li)  itu kasat mata, dapat kita lihat di alam. Hal sederhana yang perlu kita lakukan adalah gunakan masker agar saluran pernafasan terjaga, lakukan physical distancing, hindari kontak, mandi dan keramas setelah keluar rumah, jaga kebersihan karena virus akan masuk ke inang, tubuh kita kalau dia punya cara masuk, itu Tian Li. Bisa saja ada pengecualian, tapi sangat  jarang. 

Pada akhirnya nasib kita, kita sendiri yang menentukan dan Tian tak mungkin memberikan hal buruk pada kita saat kita mengikuti Hukum Tian (Tian Li).

Dalam perjalanan sejarah, manusia pernah mengalami dan mengatasi wabah seperti sekarang ini berkali-kali, kita pasti mampu mengatasinya, hanya kadang kita lengah dan tak belajar dari sejarah sehingga banyak jatuh korban yang sebetulnya dapat dihindari bila kita bertindak hati-hati dan tidak konyol. 

Yang perlu kita lakukan adalah jangan membawa diri kita pada bahaya laksana pohon yang condong. (US) 09042020

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG