MEMBINA KELUARGA HARMONIS

Salam Kebajikan,

Saat saya berpergian jarak jauh dengan pesawat terbang dalam waktu yang cukup panjang, saya mempunyai beberapa pilihan hiburan untuk mengatasi rasa jenuh. Saya biasanya memilih mengobrol dengan orang disebelah saya, menambah relasi atau bila badan terasa lelah, saya memilih untuk mendengarkan musik klasik ketimbang menonton film. Saat mendengarkan musik klasik sambil memejamkan mata, ada  keindahan dan keagungan luar biasa yang menggugah perasaan. Keindahan dan keagungan menggugah sukma (ling).

Saya tidak punya bakat musik dan tidak pernah mencoba berlatih musik. Saya hanya kadang-kadang suka mendengarkan musik dengan jenis dan genre tertentu. Pada saat mendengarkan musik klasik, saya sering membayangkan betapa luar biasanya sang komposer, konduktor dan para pemain musik yang terlibat menciptakan keindahan dan keagungan tersebut. Berbagai alat musik dan pemain musik saling berkolaborasi dengan harmonis.  Mereka kemungkinan besar orang-orang berbakat. Bakat-bakat yang ada dipadukan dengan harmonis menjadi satu orkestra yang beberapa diantaranya menjadi musik yang melegenda dan dapat dinikmati banyak orang dari masa kemasa. Pagelaran musik ini tentu memerlukan latihan sebelum ditampilkan. Bakat tanpa latihan dan tindakan hanya akan terpendam, tak dapat dinikmati orang banyak.

Macam alat musik pun penting. Kalau seandainya alat musiknya semua sama, keahlian pemain musiknya sama, melantunkan nada yang sama apakah dapat tercipta musik yang indah dan agung menggugah perasaan? Saya rasa sulit, kecil kemungkinan, bahkan tidak mungkin.


Sungguh menarik, pesan ilahi (melalui nabi) mengenai hidup berkeluarga dalam kitab Zhongyong (Tengah Sempurna) yang digambarkan dengan perumpamaan alat  musik ditabuh harmonis. Dengan perumpamaan ini, kita diingatkan bahwa orang-orang dalam suatu keluarga adalah laksana 'alat musik' yang berbeda-beda dan unik. Alat musik harus diselaraskan dan 'ditabuh' harmonis dibawah pimpinan seorang konduktor agar indah dan agung. Orang tua berperan sebagai konduktor. Jenis pagelaran musik apa yang ingin dimainkan, didahului dengan aransemen musik. 'Aransemen musik' keluarga yang selaras, rukun dan harmonis diucapkan oleh mempelai dalam janji prasetya pada saat sembahyang sam kay dan li yuan pernikahan.

Setelah aransemen dibuat dan diumumkan, 'pagelaran musik' harus terus dilaksanakan kendati dawai alat petik putus, alat musik pukul robek, tuts piano rusak, alat pukul patah, baju robek,  atau masalah-masalah lainnya.  Persis sama dengan kehidupan yang tidak selalu mulus, suka duka datang silih berganti, sehat dan sakit mewarnai, berkah dan bencana datang tak terencana. Maka seperti pagelaran musik yang harus dimainkan sesuai aransemen walau ada kendala nyata, pernikahan memerlukan komitmen dan upaya terus menerus agar 'alat musik' dimainkan sesuai 'aransemen' yang telah dirancang sehingga tercapai keselarasan, kerukunan dan keharmonisan. Dengan demikian pernikahan akan indah dan agung.

Untuk membentuk keluarga yang selaras, rukun dan harmonis perlu kaidah dasar yang diikuti, seperti nada dasar dan not yang perlu dimainkan dalam musik. Ajaran agama adalah kaidah dasar yang dapat diikuti dalam berkeluarga. Agama Khonghucu penuh dengan kaidah dasar dan nilai universal yang dapat diikuti. Sepuluh jalinan dan lima hubungan kemasyarakatan merupakan patokan dasar hidup berkeluarga dan bermasyarakat. Tempat Hentian memberi petunjuk pada kita di mana mesti bersandar dalam peran dan kedudukan kita sebagai manusia. 

Mendengarkan CD, menonton youtube atau membaca buku-buku tentang personality, bahasa kasih dan memahami perbedaan laki-laki dan perempuan akan memperkaya dan meningkatkan kemampuan kita memahami orang lain.


Perpaduan nilai dasar yang perlu diikuti dalam agama dengan ilmu pengetahuan akan membantu kita sukses membentuk keluarga yang selaras, rukun dan harmonis. Agama menjadi dasar, ilmu pengetahuan memperkaya. Perpaduan ini akan membantu kita lebih mengutamakan menuntut diri sendiri bukan menuntut orang lain dan berupaya memahami orang lain (dalam hal ini pasangan dan anak-anak).

Kendati dunia berubah dari waktu ke waktu, ada nilai dasar  universal dan abadi yang akan membimbing manusia hidup dalam dao, tak terkecuali dalam berkeluarga. Kita perlu menemukan dan menggalinya.

Mencukupkan pengetahuan adalah hal yang sangat penting agar dapat mengimankan tekad untuk memainkan 'alat musik' sesuai 'aransemen' keluarga yang telah ditetapkan bersama. Dengan mengimankan tekad maka hati dapat lurus tak tergoyahkan oleh berbagai cobaan dan gangguan yang pasti muncul dalam mengarungi bahtera rumah tangga.  Dengan kata lain, pembuat aransemen (suami isteri) dan konduktor rumah tangga perlu membina diri dan membaharui diri—dari hari ke hari—agar berada dalam tempat hentian peran dan kedudukan sesuai 'nama'. Hal ini akan memberi arah yang jelas dan keteladanan pada seluruh anggota keluarga sehingga anggota keluarga akan taat pada li (tata susila).

Jelas dan tegas perumpamaan membina keluarga laksana alat musik yang ditabuh harmonis dalam kitab suci memberi pesan pada saya—dan Anda—bahwa keselarasan, kerukunan dan keharmonisan keluarga merupakan hal yang perlu diupayakan terus menerus, apapun kondisi yang dihadapi, baik atau buruk, suka atau duka, berkomitmen atas prasetya yang telah diucapkan dalam upacara pernikahan, bukan terjadi dengan sendirinya. Tak heran Bab XIV Kitab Zhongyong tempat pesan ilahi ini berada berjudul 'setapak demi setapak', karena memang perlu diupayakan setapak demi setapak.

Dengan kaidah yang jelas, kemauan belajar, menuntut diri sendiri, memahami orang lain, dan memegang teguh komitmen, secara bertahap akan membentuk kolaborasi alat musik yang ditabuh harmonis bak pagelaran musik. Syukur-syukur pagelaran musik yang dimainkan adalah musik yang indah dan agung sehingga melegenda, atau setidaknya dikenang dan memberi keteladanan pada anak, cucu dan keturunan generasi ke generasi.

Saya tidak berani tak mengupayakannya, bukan hanya untuk menggapai kebahagiaan pribadi semata tapi juga demi anak, cucu, keturunan serta orang tua saya yang telah mendahulu agar mereka bahagia di alam sana. (US)

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG