SELF TALK, NGOBROL DENGAN DIRI SENDIRI

Salam Kebajikan,

Di Jerman beberapa waktu yang lalu sekumpulan anak-anak mendemo orang tua mereka karena terlalu banyak menghabiskan waktu dengan smartphone. Anak-anak menuntut orang tua lebih banyak menyediakan waktu untuk mereka.

Sekarang dunia terasa menggelikan dan memprihatinkan. Saat orang-orang berkumpul, justru asyik dengan smartphone masing-masing. Yang dekat menjadi jauh dan tidak saling berbicara. Smartphone dan gadget sudah seperti obat bius memabukkan bagi pengguna yang tidak dapat mengendalikan diri.

Saya sendiri sering tanpa sadar banyak menghabiskan waktu dengan smartphone, anak-anak pun demikian, sering asyik dengan gadget dan smartphone mereka. Smartphone dan gadget memang sering membuat kita lupa dan menunda kegiatan lain yang mestinya dikerjakan. 


Semua bermula pada tahun 2007, saat Steve Jobs menciptakan iPhone, lima belas tahun setelah IBM Simon, smartphone pertama ditemukan. iPhone menggabungkan 3 produk hebat; iPod berlayar lebar, telepon seluler, dan perangkat komunikasi internet ke dalam satu produk.

IBM Simon Personal Communicator dan iPhone 4S difoto berdampingan di Science Museum London (Rob Stothard / Getty Images)

Banyak hal dapat dikerjakan dengan smartphone. Menonton film melalui streaming, membaca berita dari berbagai penjuru dunia dan pelosok negeri, bermain game online, voice call, chatting, video call, email, berbelanja, menulis blog, membuat power point, menulis makalah, mengupload gambar, berbisinis, dan aktifitas lain baik yang produktif maupun sekedar menghabiskan waktu.
Penggunaan smartphone mempunyai sisi baik dan sisi buruk bagi  pengguna, siapa pun dia.
Hanya dengan menyentuh keyboard smartphone, banyak hal bisa dilakukan. Keyboard akan mencatat apa pun yang diketikkan,  lalu smartphone akan mengikuti perintah pengguna melalui keyboard, apakah hal positif atau negatif. Keyboard tak dapat membedakan hal negatif atau positif. Pada saat error atau rusak, barulah keyboard tidak menuruti perintah.


Sama seperti keyboard, menurut penelitian, otak manusia tak dapat membedakan positif dan negatif. Otak akan menerima hal yang negatif dan yang positif tanpa disaring. Kenyataannya, lebih dari 70% informasi yang diterima otak adalah hal negatif. Berita-berita  di media massa baik TV, majalah, koran, media online dan medsos kebanyakan negatif. Saat reuni, arisan atau kumpul keluarga, lebih banyak issue dan gosip berseliweran ketimbang hal-hal positif. Hal-hal negatif terus memborbardir otak tanpa otak kuasa untuk menyaring. Jadilah saya dan Anda dipenuhi rasa curiga,  khawatir, takut, pesimis, stress dan bila terus menerus akan menimbulkan depresi.

Untuk mengatasi keadaan, kita harus dengan sengaja memasukkan lebih banyak informasi positif dengan mengurangi menonton TV, mengurangi mendengarkan berita, mengurangi waktu melihat medsos, mengurangi penggunaan gadget dan smartphone, menambah waktu membaca buku-buku keagamaan, membaca kitab suci, bersembahyang dan berdoa, membaca buku-buku pengembangan diri,  mendengarkan CD-CD  atau aplikasi mobile yang positif, menonton youtube inspirasi dan motivasi, bergaul di lingkungan positif dan yang tak kalah pentingnya adalah melakukan selftalk, mengobrol dengan diri sendiri. Mengzi mengatakan tugas hati untuk berpikir. Di sinilah relevansi pesan ilahi yang disampaikan Mengzi.

Otak tak menyaring informasi positif atau negatif. Semua diserap. Hati mampu berpikir  (menyaring). Ada perasaan tidak enak saat kita terus menerus menerima berita negatif. Ada perasaan nyaman dan indah penuh harapan saat menerima berita positif. Hati adalah tempat watak sejati (daya hidup rohani), nafsu (daya hidup jasmani) dan intelek.


Saat hal-hal positif dengan sengaja kita masukkan dalam otak kita, maka perasaan kita tergugah, intelek kita berkembang maju dan memilih 'berkomunikasi' dengan watak sejati ketimbang nafsu. Demikianlah selftalk akan berjalan. Bila hal-hal positif terus masuk dalam otak  semakin banyak dan deras, maka kita akan menjadi manusia yang lebih lapang, berhati luas, optimis, berpengharapan, mengambil hikmah dari segala sesuatu sehingga dipenuhi rasa syukur. Hati kita menjadi positif dan jernih, mampu berpikir selaras dengan watak sejati. Pada akhirnya kesehatan, kebahagiaan dan keberhasilan akan mewarnai kehidupan kita. Kita menjadi manusia yang mampu mengendalikan diri menuju arah yang tepat karena pilihan kita. Kehidupan seperti ini adalah kehidupan dalam dao, kehidupan yang diridhoi Tian.

Hidup adalah pilihan. Saya mau kehidupan seperti ini. Saya sedang mengupayakan secara sengaja, tak mau menunda. Saya rasa Anda pun sama. (US)

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG