ANUGERAH LAHIR 4 + 4 + 4

Salam Kebajikan,

Dalam keadaan apa manusia dilahirkan ke dunia ini? Apakah dia dilahirkan seperti kertas putih bersih? Ataukah dia telah ternoda oleh dosa? Atau manusia lahir dalam lingkaran penderitaan? Atau apa?

Masing-masing agama mempunyai konsep, doktrin, dan dogmanya sendiri. Biasanya konsep kelahiran ini akan berkaitan dengan pandangan agama-agama terhadap kehidupan dan kematian.

San Zi Jing (三字经) atau kitab untaian tiga huruf yang digunakan untuk mendidik anak-anak Khonghucu selama ratusan tahun mengatakan:
人之初, 性本善。
rén zhī chū, xìng běn shàn
Manusia saat lahir pada dasarnya baik.

性相近,习相远。
xìng xiāng jìn, xí xiāng yuǎn
Watak Sejati mereka banyak persamaan, kebiasaan yang menyebabkan banyak perbedaan.
Konsep ini selaras dengan apa yang dapat kita baca dalam kitab Mengzi bahwa manusia terlahir dianugerahi benih-benih kebajikan watak sejati yang merupakan firman Tian dalam diri manusia. Setiap manusia apapun latar belakangnya akan menolong seorang anak yang akan terjatuh ke dalam sumur. Hal itu membuktikan bahwa manusia pada dasarnya baik. Tak hanya itu, manusia menyukai wangi daripada bau busuk dan menyukai keelokan daripada keburukan. Manusia pada umumnya menyukai kebaikan.

Dalam perkuliahan, saya selalu mengatakan bahwa manusia tidak terlahir dari titik nol atau seperti kertas kosong, tapi manusia terlahir dengan diberi modal oleh Tian 4 + 4 (empat daya hidup rohani, empat daya hidup jasmani) untuk menjalankan kehidupan. Dalam tulisan ini saya tambahkan menjadi 4 + 4 + 4.

Sebagai makhluk jasmani dan rohani (gui shen), manusia memperoleh anugerah Tian berupa:
  1. Qi (spirit, energi), Ling (Sukma), Hun (arwah, nyawa), dan Bo (jasad).
  2. Benih-benih kebajikan watak sejati ren (cinta kasih), yi (kebenaran), li (kesusilaan), zhi (kebijaksanaan) yang merupakan daya hidup rohani.
  3. Xi (gembira), nu (marah), ai (sedih), le (suka/senang) yang merupakan daya hidup jasmani.

Qi memerlukan santapan rohani. Ling memerlukan hiburan. Hun memerlukan kepemilikan. Bo memerlukan makanan. Dengan Qi dan Ling memperoleh 'makanan' yang cukup berupa santapan rohani dan hiburan, manusia akan memperoleh kebahagiaan. Dengan Hun dan Bo memperoleh 'makanan' yang cukup berupa kepemilikan dan makanan, manusia memperoleh kepuasan.

Dari empat unsur manusia memunculkan empat dimensi dan empat kecerdasan.

Qi merupakan dimensi rohani dari sinilah manusia memiliki Spiritual Quotient (SQ). Ling merupakan dimensi emosional dari sinilah manusia memiliki Emotional Quotient (EQ). Hun merupakan dimensi intelektual, dari sinilah manusia memiliki Intelligence Quotient (IQ). Bo merupakan dimensi fisik, dari sinilah manusia memiliki Physical Quotient (PQ).

Peninggalan, Gairah, Visi/Cita, dan Disiplin adalah manifestasi dari keberadaan empat unsur manusia Qi, Ling, Hun dan Bo.

Dalam keempat unsur manusia itu pula manusia mempunyai daya hidup jasmani (xi, nu, ai, le) dan daya hidup rohani (ren, yi, li, zhi) yang merupakan modal dasar manusia menjalankan kehidupan di dunia ini untuk memperoleh kebahagiaan dan kepuasan.

Agar manusia dapat hidup sepenuh hidup dan berpulang kepada Sang Khalik, Pei Tian (bersatu kembali dengan Tian) adalah dengan mengharmoniskan gui dan shen, yaitu banyak berbuat kebajikan (menggemilangkan kebajikan bercahaya/watak sejati) dengan tulus, penuh iman dan mengendalikan nafsu sehingga berada dalam tengah harmonis (zhong he).

Xing yang berupa benih-benih kebajikan adalah unsur yang (+) dalam diri manusia, nafsu adalah unsur yin (-) dalam diri manusia. Positif dan negatif di sini seperti positif dan negatif dalam listrik. Nafsu (-) adalah seperti kutub negatif dalam rangkaian listrik, bukan sesuatu yang buruk. Tanpa nafsu, manusia takkan dapat hidup, seperti listrik tanpa kutub negatif tak dapat berfungsi. Banyaknya penemuan yang meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pada manusia adalah karena manusia mempunyai nafsu. Nafsu membuat manusia mencapai kemajuan.

Namun demikian agar manusia dapat bahagia, manusia harus menjaga agar nafsu ini tetap berada dalam batas tengah (zhong), sehingga harmonis (he) dengan banyak berbuat kebajikan dan tidak mengumbar nafsu, memperturutkan kemauan. Manusia perlu menjaga nafsu dalam batasnya. Dengan demikian akan diperoleh kepuasan dan kebahagiaan.

Secara ringkas agama Khonghucu mengajarkan bahwa nafsu bukanlah untuk dihilangkan, tapi dikendalikan pada batasnya. Itulah kunci kebahagiaan dan kepuasan bahkan kesejahteraan dan pemeliharaan segenap makhluk dan benda.

Dengan kata lain, atas anugerah Tian, manusia dilahirkan baik. Dengan modal kebaikan tersebut yang dikembangkan sehingga manusia berada pada puncak baik dalam menjalankan perannya sebagai orang tua-anak, adik-kakak, suami-isteri, atasan-bawahan, dan kawan-sahabat, manusia menjadi manusia yang manusiawi, artinya manusia yang menjalankan kemanusiaannya sesuai tian ming (firman Tian), pada akhirnya manusia akan memperoleh kepuasan dan kebahagiaan sehingga saat berpulang akan kembali pada sang sumber asal, bersatu kembali dengan Tian, bukan menjadi arwah gentayangan (mengembara) dan tak tahu kemana mesti pulang karena memperturutkan keinginan (nafsu) sehingga tak terpuaskan.

Manusia tidak terlahir seperti kertas polos, bukan pula terlahir dengan noda dosa, atau pun berjuang keluar dari lingkaran penderitaan. Begitulah konsep dan doktrin agama Khonghucu tentang kelahiran yang berkaitan 'kehidupan' dan 'kematian' yang saya fahami dan yakini. 

Anda bisa saja berbeda. (US) 13/06/2019

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG