AGAMA ADALAH TENTANG KEHIDUPAN

Salam Kebajikan,

Bila Anda datang ke Jakarta dan kebetulan naik transjakarta atau commuterline maka Anda akan mendapati penumpang berdiri serta kursi untuk duduk, termasuk ada kursi dengan tulisan kursi prioritas.

Saat Anda membawa kendaraan pribadi baik motor atau mobil, ada rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, dan jalur khusus untuk kendaraan tertentu.

Kalau Anda makan di food court yang tersebar dalam mal-mal di Jakarta atau mungkin kota-kota besar lainnya di meja makan akan tertera tulisan bersih-bersih sendiri atau beberes.

Pada saat Anda akan masuk ke lift, ke dalam bus, commuterline, makan fast food dan ke toilet umum maka akan nampak antrian.

Ketika Anda berjalan-jalan, kadang membawa plastik, tissue, kertas, botol atau gelas plastik bekas makanan dan minuman dan kadangkala Anda tidak menemukan tempat sampah di dekat Anda.

Akhir-akhir ini saya banyak menyaksikan orang-orang yang menyerobot antrian, anak-anak muda yang tak peduli pada para lansia atau ibu hamil yang tak kebagian tempat duduk di transjakarta atau commuterline, pengendara sepeda motor melawan arah dan menggunakan trotoar, masuk ke jalur busway, orang membuang sampah sembarangan dan tidak mau ikut 'beberes', membiarkan meja berantakan, menyerobot antrian ke toilet dan lain-lain.

Di lain pihak pada beberapa kejadian yang sangat jarang, ada anak muda yang baik hati dan tahu etika mempersilakan orang yang lebih berhak untuk duduk di kursi prioritas atau di kursi yang sedang mereka tempati.

Situasi-situasi tersebut di atas serta banyak situasi lain menghadapkan Anda pada pilihan untuk peduli pada sesama dan lingkungan, taat pada himbauan dan aturan tertulis maupun tidak tertulis atau sikap dan tindakan sebaliknya. Apapun sikap dan tindakan Anda akan memperlihatkan apakah Anda menjalankan ajaran agama dengan baik atau tidak.
Agama bukanlah sekedar hubungan vertikal manusia dengan Tuhan, tapi mencakup hubungan manusia dengan manusia lainnya dan dengan lingkungan.

Agama Khonghucu sarat dengan nilai-nilai kebajikan, nilai-nilai etika dan nilai-nilai moral. Tak heran banyak orang beranggapan bahwa Khonghucu adalah sistem etika, politik dan kenegaraan, karena titik berat agama Khonghucu adalah bagaimana manusia menjalankan kemanusiaannya, bagaimana manusia mengembangkan benih kemanusiaannya tumbuh subur dalam ladang hubungan dengan sesama manusia di dalam keluarga, masyarakat, negara dan dunia. Agama Khonghucu membimbing manusia untuk memuliakan Tian dalam karya kemanusiaan.

Saya pikir hakikat keberadaan agama yang utama adalah tentang bagaimana manusia memanusiakan manusia sehingga agama menjadi way of life umatnya dalam menempuh kehidupan. Agama adalah etika moralitas yang bersumber dari Firman Tian. Keseluruhan ajaran dan peribadahannya mengarahkan manusia pada kemanusiaannya, bukan yang lain. Kalau sendi utama agama tersebut menjadi kabur, agama telah kehilangan 'ruh' nya yang berasal dari Sang Khalik. 

Kalau kita sebagai umat beragama memandang dan menjalankan agama dalam titik berat seperti ini, kita akan lebih punya integritas, jujur, tulus, adil, peduli, tahu malu, ewuh pakewuh, tahu etika, tenggang rasa, tepasalira,  dapat dipercaya dan lain-lain.

Dengan demikian kehidupan akan berjalan dalam harmoni, budaya akan berkembang pesat, hukum akan berfungsi dengan baik dan kesejahteraan akan meliputi langit dan bumi. (US) 11092019

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG