AYO MENULIS, TULISKAN APA YANG ADA DALAM HATI.

Salam Kebajikan,

Menulis seperti juga berbicara di depan umum, bagi kebanyakan orang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Hanya dalam momen-momen tertentu orang tiba-tiba bisa menulis atau berbicara di depan umum, misalnya saat mengalami tragedi atau ditinggalkan oleh orang yang dikasihi.

Bagi orang yang mempunyai blog, mengikuti kuliah, atau sering mendapat undangan menjadi narasumber dengan bermacam-macam topik, menulis merupakan tantangan tersendiri, apalagi bila sedang menjalani kesibukan padat dan melelahkan.

Tahun ini saya mempunyai target pribadi untuk setiap bulan minimal menulis 8 buah tulisan dalam blog. Syukur banyak yang membaca, walau sedikit yang membaca saya akan terus berusaha menulis. Tujuannya agar saya dapat mengasah diri dalam menulis dan terus menambah pengetahuan dengan membaca. Saya berusaha membuat tulisan-tulisan yang relevan dengan kondisi kekinian dalam gaya bahasa non baku, diselingi sesekali dalam bahasa yang lebih kitabiah dan formal untuk variasi atau bila sedang 'kepepet' saya cuplik dari buku atau makalah yang pernah saya tulis.

Dengan mempunyai target menulis minimal 8 tulisan dan berusaha mencapainya, saya berharap sel-sel otak saya terus aktif dan bekerja sehingga tidak mudah menjadi pelupa atau pikun. Kendati era menulis buku atau artikel mulai tergeser dengan era audio visual atau youtube (mudah-mudahan dalam waktu tak lama lagi, saya akan mencoba menuangkan pikiran dalam bentuk audio visual), saya sangat berharap banyak tokoh-tokoh, tokoh muda, rohaniwan dan umat mulai menuangkan pikirannya dalam tulisan untuk memperkaya khasanah dan pemikiran keagamaan maupun pengetahuan. 

Untuk mulai menulis, tips dibawah ini mungkin bisa sedikit membantu.

Dalam menulis, kadang kita kesulitan memulai. Apa yang akan ditulis serta kalimat pertama yang akan ditorehkan tercekat di ujung jari. Otak berputar-putar mencari ide dan pilihan kata yang pas dalam waktu yang kadang cukup lama.

Apa yang mesti kita lakukan untuk mengatasi ini? Tuliskan saja apa yang ada dalam hati. Biarkan jari-jari menyentuh keyboard atau keypad, tak perlu dipikirkan mengenai struktur kalimat, referensi, gaya bahasa, panjang tulisan, dan lain-lain. Biarkan tulisan mengikuti kata hati, mengalir seperti aliran air keran, menuju sungai dan akhirnya lautan luas.

Setelah kata hati dituliskan dengan tuntas, barulah dibaca ulang. Mulailah gunakan pikiran. Lihat struktur kalimat, cek dan lengkapi dengan referensi, perbaiki tata bahasa, sesuaikan gaya bahasa, lihat panjang tulisan, pikirkan kembali, cek dan ricek. Jangan malu dan sungkan bertanya pada orang yang kita anggap mumpuni atau yang nyaman untuk diajak berdiskusi. Kita juga bisa meminta pasangan kita atau anak kita untuk membaca sebelum orang lain membaca. Untuk tulisan-tulisan yang 'berat' tak ada salahnya minta bantuan orang-orang yang kita anggap mumpuni untuk membaca dan memberi saran.

Tak perlu ragu menuangkan kata hati dalam tulisan. Tak perlu pula takut salah. Kesalahan adalah manusiawi. Tak ada di dunia ini manusia yang tak melakukan kesalahan. Yuk kita mulai menulis. Anda pasti bisa! Wong saya juga bisa, saya tak lebih hebat dari Anda. Pengetahuan saya pun biasa-biasa saja, banyak para senior, tokoh dan rohaniwan yang jauh lebih mumpuni. Tulisan saya tidak bagus-bagus amat, di sana-sini masih banyak kesalahan dan kadang kurang menarik. Tapi saya sih nekad saja menulis, sambil mengasah diri, mudah-mudahan dengan menulis, saya bisa menjadi manusia yang lebih baik karena saya bisa merefleksikan diri, bercermin dan introspeksi diri dari tulisan yang saya tulis.

Kalau belum berani menulis secara terbuka, tulis saja diam-diam di dalam handphone atau catatan Anda sebagai konsumsi pribadi. Yang penting mulai. Tak usah ikuti gaya orang lain, Anda punya gaya sendiri. 

Tulisan itu dapat menembus ruang dan waktu, loh!

Selamat mencoba. (US) 20092019

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG