MENURUT KITAB SUCI, TEPAT WAKTU ADALAH UTAMA

Salam Kebajikan,

Saya seringkali mendapat undangan seminar, FGD, diskusi, workshop, dan kegiatan-kegiatan lain. Ada satu persamaan yang umum terjadi, yaitu acara dilaksanakan tidak tepat waktu. Hanya ada satu dua kegiatan saja yang dilaksanakan tepat waktu.

Saya juga telah banyak berkunjung atau diundang ke berbagai daerah di Indonesia untuk menghadiri acara-acara keagamaan Khonghucu, termasuk menghadiri kebaktian untuk beribadah, atau memberi uraian agama (kotbah). Fenomena yang sama seperti acara-acara lainnya terjadi.

Di Indonesia 'ngaret' seakan sudah membudaya, tak terkecuali umat Khonghucu.

Waktu seakan tidak penting.

Padahal waktu sangat penting. Coba tanyakan pada pelari 100 m, pada orang yang selamat dari kecelakaan karena selisih waktu sepersekian detik, atau pada orang yang ketinggalan pesawat.

Penyebab 'ngaret' pada umumnya karena masih menunggu pembicara yang belum lengkap atau peserta belum banyak yang hadir. Begitu pun ibadah atau kebaktian acapkali 'ngaret' karena menunggu petugas atau umat yang hadir masih sedikit.

Lah, sudah tahu ada kegiatan di waktu tertentu, kok datang terlambat berulang-ulang ya? 

Kalau sekali-sekali terlambat karena alasan yang memang tak bisa dihindarkan ya boleh lah.

Pola pikir menunggu umat atau peserta banyak yang hadir baru dimulai adalah cara berpikir yang sangat keliru. 

Dengan menunggu yang belum hadir, artinya kita tidak menghargai orang yang telah hadir. Orang yang hadir mungkin saja sudah ada acara lain setelah kegiatan tersebut. 

Karena menunggu seperti itu, acara, atau ibadah menjadi mundur dari jadwal yang seharusnya, akibatnya acara atau ibadah berikutnya tidak tepat waktu, orang-orang jadi terbiasa dan tak lagi hadir sesuai jadwal tapi mundur dari jadwal. 

Tidak tepat jadwal menunjukkan kurangnya profesionalitas organisasi dan persiapan yang buruk. 

Kitab suci agama Khonghucu serta tata agama dan tata laksana upacara dengan jelas mengatur persembahyangan dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang berbeda, itu menunjukkan betapa pentingnya waktu.
Di dalam Catatan Kesusilaan Li Ji VIII, Li Qi/Peralatan Kesusilaan I: 5 dikatakan bahwa dalam peribadahan, masalah waktu adalah yang paling besar yang wajib dipatuhi. Kepatuhan kepada yang alami, yang menyangkut benda-benda sajian, dan selanjutnya apa yang semestinya atau apa yang disebutkan semuanya adalah yang kedua... dst.

Dalam bagian lain Li Ji ditegaskan bahwa ketidaktepatan waktu akan menimbulkan bencana.

Bagi umat Khonghucu waktu begitu penting. Tak heran bila dalam melaksanakan acara-acara tertentu seperti misalnya pertunangan, pernikahan, pindah rumah atau menempati rumah baru, upacara tutup peti dan pemakaman, perhitungan dan penetapan waktu yang baik kerap dilakukan dengan menggunakan tungshu atau bazi

Saya pun kerap bertanya mengenai waktu yang baik melalui ba zi atau kepada kitab Yi Jing atau kepada suhu saya untuk menyelenggarakan event besar seperti seminar internasional dan perayaan tahun baru imlek nasional. Tujuannya tentu saja agar event tersebut dapat terselenggara dengan sukses, lancar, baik, bermanfaat dan harmonis.

Seperti diketahui, salah satu tujuan upacara persembahyangan dalam agama Khonghucu dilaksanakan adalah untuk pembinaan diri dan memberi keteladanan pada penerus, maka ketepatan waktu semestinya bukan hanya saat kita melakukan persembahyangan tapi menjadi spirit utama dalam menjalankan kehidupan. 

Dari situlah titik awal kita menjadi manusia yang berhasil. 

Dari situlah titik awal kita menjadi bangsa yang berhasil. 

Pesan kitab suci mengandung nilai-nilai utama bagi terwujudnya kehidupan jasmani dan rohani yang lebih baik, tak pantas diabaikan. 

Siap untuk selalu on time? (US) 05102019

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG