MANUSIA ADALAH SEMPURNA ADANYA

Salam Kebajikan,

Waktu begitu cepat berlalu.

Sang waktu tak mau berhenti barang sekejap, sekedar menunggu atau menengok apa yang kita perbuat. Waktu begitu jumawa melangkah, bahkan berlari, berputar dalam porosnya mengikuti Tianli. Dalam putaran waktu, kita manusia hanya menyisakan noktah ukiran buruk atau indah di sepanjang umur kita yang terbatas waktu.

Kita manusia, sempurna adanya dalam level keberadaan kita, bagaimana kita berani mengatakan tidak sempurna apa yang menjadi ciptaan Sang Maha Sempurna? CiptaanNya sudah pasti sempurna sebagai bagian dari mozaik kehidupan dan bagian dari alam semesta. Makhluk satu sel, virus, bakteri, hewan, tumbuhan, benda-benda adalah sempurna adanya dalam keberadaannya, yang satu tidak lebih sempurna dari lainnya.

Kita telah diperlengkapi dengan potensi diri anugerah Tian yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan level keberadaan kita, bukan untuk mencapai kesempurnaan karena kita sempurna adanya. 

Mohon maaf bagi Anda yang punya sudut pandang lain, saya hanya ingin mengajak Anda untuk lebih menghargai semua ciptaan-Nya.

Dengan mengembangkan potensi diri, kita bukan saja mengembangkan diri, tapi pada level berikutnya mengembangkan segenap wujud. Kita akan memberi ukiran yang semakin indah dalam lintasan waktu. Bukan saja dikenang saat umur waktu keberadaan kita sebagai makhluk jasmani rohani, tapi dikenang dan bersama Sang Empunya Waktu, membawa dampak perubahan melewati generasi.

Kita diberi bekal potensi diri untuk diasah, dikembangkan, digemilangkan dengan penuh kerendahan hati dalam menggapai pemenuhan diri. 

Buat apa gundah gulana dengan jumawa sang waktu? 

Buat apa gelisah dengan ketakpedulian sang waktu? 


Jumawa dan tak peduli, sang waktu menunjukkan ketaatan dan 'kerendahan hati' dalam berjalan sesuai hukum Tian. Kita perlu terus berlari, berjalan, merangkak, belajar dan berlatih membina diri dan sesekali berhenti untuk mawas diri dan mengevaluasi apa yang telah kita upayakan dan apa yang telah kita kerjakan. Menjaga agar kerendahan hati dan mutiara cinta tak tertutup keakuan dan merasa diri paling sempurna. 

Saat kita 'berhenti', sebetulnya kita tidak berhenti sama sekali. Kita terus dihela oleh putaran sang waktu, mengkalibrasi di level mana kita berada dan apakah kita tetap berada dalam lintasan yang tepat sesuai Tianli menuju asa dan cita di waktu tersisa. 

Kita manusia tak perlu banyak menggerutu, berkeluh kesah tak bersyukur. Sang waktu nampak jumawa tak peduli, karena dia tahu di lintasannya terukir torehan karya dan perbuatan kita. 

Di lintasannya tercatat, apakah kita telah memenuhi potensi yang telah dianugerahkan pada kita; bagaimanakah karya kita; serta apa yang telah kita lakukan memberi manfaat dan perubahan bukan hanya pada diri kita sendiri tapi pada keluarga, masyarakat, negeri, bahkan dunia. 

Mampukah karya kita menggetarkan Tian hingga bergema memenuhi ruang dan waktu yang meluas hingga nyaris tak berbatas. Sehingga menandakan kita berada dan naik dalam level berbeda, bertaut dalam jalinan makhluk dan benda yang sempurna. Saling terangkai dan terpelihara adanya dalam peleburan dan perubahan alam semesta yang terus terjadi sesuai Tianli.

Kita hidup bertaut sempurna dalam Tian Di Ren, memenuhi ruang dan waktu yang berbeda-beda luas.

Seberapa jauh dan seberapa lama jangkauannya bergantung seberapa level pencapaian kita. 

Begitulah adanya. (US) 26012020

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG