TUHAN DALAM AGAMA RU-KHONGHUCU

Salam Kebajikan,

Acapkali orang-orang menulis atau membaca kitab-kitab suci agama Khonghucu dengan cara berpikir dan spiritualitas hitam putih (fuzzy/pemikiran Barat) bukan berdasarkan kosmologi, cara berpikir dan spiritualitas Yin Yang yang berakibat pemahaman dan penulisan mengenai agama Khonghucu tidak tepat pada proporsinya dan gagal menemukan benang merah ajaran Ru-Khonghucu.

Salah satu topik yang acapkali ditanyakan dan kurang dipahami adalah topik bagaimana umat Khonghucu memaknai Tuhan? Tuhan tak dapat diperkirakan dan tak dapat ditetapkan, Tuhan terasa nun jauh disana. Namun umat Khonghucu merasakan kehadiran dalam imannya sehingga membersihkan hati dan berpuasa untuk sujud bersembahyang kehadiratNya.

Umat Khonghucu merasakan Tian Li (hukum Tian) dan Tian Dao (jalan suci Tian) berlaku atas dunia ini dan dirinya. Sebetulnya manusia tak mampu memperkirakan, terlebih lagi menetapkan ke Maha BesaranNya dan keMaha KuasaanNya, namun tetap saja manusia ingin mengetahui, menjelaskan, dan menguraikan mengenai Tuhan.

Dalam keterbatasan, manusia tetap ingin meninjau dan memperbincangkan Tuhan, maka kita mengenal teologi dan teodisi. Bila Tuhan ditinjau dari sudut kitab dan naskah-naskah suci lain, yang penulisannya berdasar wahyu, maka hasil tinjauan ini adalah teologi. Bila hasil pertimbangan atau perbincangan tentang Tuhan ditinjau dari segi atau sudut alam atau kodrat manusia (penalaran manusia) di dalam filsafat Barat disebut sebagai teodisi atau natural teologi.

Menarik untuk disimak tulisan pendek almarhum Xuan Dao Shi Auw Yang Tjoe Boen (Bratayana Ongkowijaya)—seorang cendekiawan Ru-Khonghucu Indonesia—tentang Tuhan yang saya kutipkan di bawah ini.

Mudah-mudahan dapat memberi kita pemahaman dan pencerahan.


Dalam iman Ru-Khonghucu,
易 曰
Yi Yue :
Kitab Yijing menyebutkan

太 極 生 兩 儀
Tai Ji Sheng Liang Yi
Tai Ji melahirkan Liang Yi

太 極 者 道 也
Tai Ji Zhe Dao Ye
Tai Ji adalah Dao

兩 儀 陰 陽 也
Liang Yi Yin Yang Ye
Liang Yi adalah Yin Yang

陰 陽 壹 道 也
Yin Yang Yi Dao Ye
Yin Yang adalah satu Dao

太 極 無 極 也
Tai Ji Wu Ji Ye
Tai Ji adalah Wu Ji

Kesimpulannya (dalam Yijing), semua itu terjadi karena "perubahan".

"Perubahan" terjadi karena "pergerakan", "Pergerakan" menjadikan "perubahan".

Demikian menjadikan siklus dan siklus mencari keseimbangan baru

Jelas "Tuhan" dalam iman Ru tidak dipersonifikasikan (impersonal).


Filosofisnya Yin Yang:

Qian (Yang): creator

Kun (Yin): matter

Qian Kun: satu Dao


Creator disini bukan "subyek" dan Matter disini bukan "obyek".

Namun semuanya merupakan "proses" dari "pergerakan".

Dalam Yijing juga disebutkan :

太 極 = 乾 坤 = 天 地
Tai Ji = Qian Kun = Tian Di

Di sisi lain, iman Ru juga menjelaskan, walau impersonal (tidak dipersonifikasikan) ada "sesuatu kekuatan" yang "nyata" (konkrit), sebagai "perwujudan' dari iman akan Tian.

Secara umum—oleh Agama Samawi, menyebutkan istilah "imanen' dan "transenden".

Dalam iman Ru, pola pikir tidak seperti itu (dualisme), melainkan mendasar pada filosofis Yin Yang (satu Dao).

- Qian ( - Yang) ;

皇 天
Huang Tian

Tuhan Yang Maha Besar


天 道
Tian Dao

Semua tercipta oleh kebesaran Nya


- Kun ( - Yin) ;

上 帝
Shang Di

Tuhan Yang Maha Kuasa

天 理
Tian Li

Semua yang tercipta oleh kebesaran Nya, ada dalam hukum Nya (terikat oleh hukum Nya)


Huang Tian (Tian Dao) ini yang dipahami secara umum sebagai "transenden".

Shang Di (Tian Li) ini yang dipahami secara umum sebagai "imanen".


Catatan:

Dalam iman Ru tidak dipisahkan antara "transenden" dan "imanen".

Tian dalam iman Ru adalah "Transenden sekaligus Imanen", dan juga "Imanen sekaligus Transenden".

(Yi Dao Ye).

Pemahaman dualisme, menjadikan Tian yang "imanen" menjadi personal (personifikasinya).


Kesimpulan :

Iman Ru akan Tian, berbeda dengan pemahaman Agama Samawi.

Yang satu dipersonifikasikan (personal), yang lainnya tidak dipersonifikasikan (impersonal).

Iman Ru, dengan filosofis Yin Yang menjelaskan pemahaman yang lebih "holistic".

Personal = konkrit (membatasi "Tuhan"), disesuaikan dengan keterbatasan kemampuan pikiran manusia.

Impersonal = abstrak (membingungkan, tidak menjelaskan), sehingga persepsi akan "Tuhan" tidak jelas.

Keduanya menjadikan manusia memikirkan Tuhan, seperti yang dia pikir (padahal kemampuan pikiran manusia sangat terbatas).


Selamat menalar dan merenung.

Selamat berpikir dan merasa. (US) 17032020

Da Xue X: 5, Zhong Yong XVIII: 6, Zhong Yong XV,  Zhong Yong XXXII, Lunyu XVII: 19,  Mengzi IB: 3, Mengzi IVA: 7, Mengzi IVB: 25, Yi Jing Gua 1 dan 2, Yi Jing Babaran Agung A dan B. 

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG