CATATAN KEBAKTIAN ONLINE


Salam Kebajikan,

Beberapa minggu terakhir umat Khonghucu mulai melaksanakan kebaktian online. 

Kebaktian online merupakan langkah terobosan yang harus dilakukan karena kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan sehubungan dengan adanya Covid-19. Diperlukan upaya bersama untuk memutus penularan, salah satunya dengan tidak berkumpul dan menjaga jarak. 

Saya kira kondisi akan berlangsung berbulan-bulan ke depan. Bukan tidak mungkin, pasca pandemi kita akan menjalankan kehidupan yang tak lagi sama agar penyakit tidak lagi menyebar. Maka kebaktian online bisa jadi merupakan alternatif kebaktian yang bukan bersifat sementara.

Mengenai kebaktian online, saya ingin memberi beberapa catatan.

Spirit dari kebaktian online adalah untuk menggantikan kebaktian umat Khonghucu yang biasa diselenggarakan di Litang, Miao/kelenteng atau Kongmiao. 

Bukan dimaksudkan untuk sekedar tontonan, tapi untuk diikuti secara aktif oleh umat di rumah masing-masing. 

Dengan demikian, pada saat sembahyang dan doa pembukaan dan penutup, umat melakukan pula di rumah. Umat menjawab Qinzai/dipermuliakanlah, Xian You Yi De, Huang Yi Shang Di Wei Tian You De, Shanzai serta ucapan-ucapan lain yang biasa diucapkan saat kebaktian.

Alangkah lebih baik bila umat bersembahyang pula dan menancapkan xiang/hio.

Umat turut mengucapkan ba cheng zhen gui (delapan pengakuan iman) dan menyanyikan kidung serta lagu-lagu rohani persis seperti saat kebaktian offline

Sekali lagi, intinya umat beribadah dan melakukan apa yang diatur dalam tata ibadah dan tata laksana upacara MATAKIN, bukan sekedar menjadi penonton. Tak ada beda spirit aktivitas kebaktian secara online dan kebaktian secara offline.

Karena spirit di atas, pengambilan gambar/video harus dengan spirit di atas, artinya pengambilan gambar harus di dilakukan seolah-olah umat yang berkebaktian sedang mengikuti kebaktian, jadi kamera video atau kamera hp yang digunakan untuk shooting haruslah dari arah kursi umat. 

Saat petugas menaikkan dupa dan doa serta memandu ucapan ba cheng zhen gui, umat menghadap altar Tian atau altar Nabi, bukan melihat dari depan atau samping petugas. Toh umat bersembahyang dan memanjatkan doa kepada Tian dan Nabi serta para shenming dan leluhur, bukan kepada petugas. 

Dengan demikian, arah pengambilan gambar harus dari belakang petugas. 

Bukankah dalam kebaktian offline selama ini, umat memang berada di belakang petugas? 

Karena kebaktian online dapat diikuti oleh umat di seantero nusantara, bahkan dunia, saya kira baik bila dilakukan pada beberapa waktu, bukan hanya satu waktu, agar umat yang kebetulan karena kesibukannya tak dapat beribadah pada waktu tersebut, dapat mengikuti pada waktu yang lain. 

Waktu yang disediakan misalnya Pkl. 08.00, Pkl. 10.00, Pkl 16.00 dan Pkl. 20.00 WIB.

Kebaktian online adalah sesuatu yang baru bagi lembaga, rohaniwan dan umat Khonghucu. Sehingga lembaga, rohaniwan dan tokoh Khonghucu di Indonesia mungkin masih gamang mengenai tujuan kebaktian online ini karena masih dalam proses awal pembelajaran. Namun demikian apa yang telah dilakukan walaupun masih ada kekurangan disana-sini pada dasarnya sudah cukup baik, perlu disambut gembira dan diberi apresiasi tinggi.

Catatan ini ingin mengingatkan kembali bahwa kebaktian online bukanlah sekadar tontonan, tapi peribadatan yang dilakukan dalam bentuk berbeda dengan spirit sama. 

Kalau kita gagal menangkap warnanya, maka nilai religiusitas dari peribadatan ini menjadi hampa dan tak dapat menggantikan peribadatan offline yang telah lama dilaksanakan di Indonesia. 

Nabi juga sudah memberi keteladanan pada kita: 
Kalau Aku tidak ikut sembahyang sendiri, Aku tidak merasa sudah sembahyang.
—Lunyu III: 12

Kita perlu menempatkan sesuatu pada tempat yang tepat. (US) 06052020


Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG