PERINGATAN HARLAH NABI YANG ISTIMEWA

Salam Kebajikan,

Pada tanggal 12 Oktober 2008, MATAKIN menyelenggarakan peringatan Hari Kelahiran Nabi Kongzi yang ke-2559. 

Peringatan Harlah Nabi tersebut bagi umat Khonghucu Indonesia adalah peringatan yang sangat istimewa.

Mengapa istimewa? 

Ada beberapa alasan dikatakan istimewa.
  1. Peringatan tersebut dilaksanakan di lapangan sepakbola Persikabo Cibinong dengan dihadiri lebih kurang 10.000 umat Khonghucu.
  2. Dalam peringatan tersebut dilakukan persembahyangan dengan persembahan Da lao sesuai pesan dalam kitab Liji (Catatan Kesusilaan) oleh seluruh umat Khonghucu yang hadir. Seluruh umat yang hadir bersembahyang dan berdoa untuk bangsa dan negara. Ya bersembahyang, bukan hanya berdoa. Seluruh umat mengangkat dupa, bukan hanya pemimpin sembahyang. Seluruh umat dengan dipimpin oleh pimpinan sembahyang dan doa melakukan penghormatan tertinggi pada Tian dan Nabi dengan San Gui Jiu Kou.
  3. Seluruh persembahyangan dan doa dilaksanakan di tengah lapangan sepakbola.
  4. Setelah persembahyangan dan doa, dilaksanakan perayaan bernuansa sangat nasionalis dan simbolis sebagai wujud kecintaan pada negeri tercinta Indonesia.
  5. Peringatan dihadiri oleh Presiden R.I dan Ibu Ani Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Agama R.I. Maftuh Basyuni, Wagub Jabar Dede Yusuf, Pangdam Siliwangi dan beberapa pejabat negara dan daerah.
  6. Peringatan Harlah Nabi Kongzi ke-2559 hingga saat ini tercatat sebagai satu-satunya Harlah Nabi Kongzi yang dihadiri Presiden R.I. dan dilaksanakan di lapangan sepakbola terbuka.
  7. Persembahyangan dan penghormatan tertinggi dengan San Gui Jiu Kou yang dilakukan oleh 10 ribu orang secara serempak memberikan pengalaman religius yang luar biasa.
  8. Ketika itu Presiden R.I. sangat terkesan dengan acara yang dilaksanakan dan menawarkan kepada Ketum MATAKIN agar disamping perayaan tahun baru imlek, perayaan Harlah Nabi Kongzi dilakukan setiap tahun dan akan dihadiri Presiden R.I. Tawaran ini berkaitan dengan kejadian tahun sebelumnya, dimana ada sekelompok orang yang berusaha mengambil alih perayaan Tahun Baru Imlek Nasional dari MATAKIN. Sayang tawaran ini tidak gayung bersambut. Sekarang layak untuk diperjuangkan.
  9. Tak mudah meyakinkan seksi acara dan persembahyangan agar dalam persembahyangan seluruh umat, mengangkat hio dan memberi penghormatan San Gui Jiu Kou, bukan hanya pemimpin upacara persembahyangan.

Bagi saya pribadi dan saya yakin merupakan pesan yang terkandung dalam kitab Sishu Wujing: liturgi dan ritus itu sangat penting, bukan sekedar untuk dilihat orang lain tapi terutama untuk pengalaman batin umat agar umat dapat merasakan kehadiran shen, yang sejatinya sebetulnya memancar dari kedalaman batin tempat xing bersemayam.

Tapi, Xie Tian Zhi En, dengan sedikit 'dipaksa', persembahyangan besar itu dapat terlaksana dengan baik. Segala kesulitan yang menjadi alasan sie acara dan persembahyangan mengapa semua umat tidak perlu bersembahyang menggunakan hio dapat teratasi dengan manajemen. 

Selalu ada solusi pada setiap persoalan.

Sungguh satu simpul pengalaman hidup tak terlupakan bagi saya pribadi selaku Ketua Panitia. 

Saya masih merasakan aura religius-spiritual persembahyangan ketika itu seperti juga aura nasionalis acara kenegaraan yang dilaksanakan padahal telah hampir dua belas tahun berlalu. Saya merindukan pengalaman batin yang sama saat melaksanakan ibadah bersama. Saya rasa umat pada umumnya demikian pula.

Saya yakini dalam iman apa yang disabdakan dalam Liji bahwa diantara semua dao yang mengatur kehidupan manusia tiada yang lebih penting dari Li, Li itu mempunyai Wujing dan dari padanya tiada yang lebih penting daripada Ji (sembahyang/ibadah). 

Adapun sembahyang/ibadah itu bukanlah sesuatu yang datang dari luar, melainkan dari tengah batin keluar dan lahir di hati. Bila hati itu dalam-dalam tergerak, perwujudannya meraga di dalam Li. Karena itu hanya orang bijaksana yang berkebajikan dapat penuh-penuh mewujudkan kebenaran daripada Ji (sembahyang/ibadah).

Ada kesejukan terasa dalam batin, bagai air hujan menyirami tanah yang lama mengering karena musim kemarau yang tak kunjung berakhir.

Bulir air mata menggenang dan menetes tak tertahankan. 

Kerinduan itu membuncah. (US) 23052020



Lunyu III:12, Liji Bab Ji Tong XXII: 12.

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG