BERNAPAS DAN ALASAN TAK KEHABISAN NAPAS


Salam Kebajikan, 
惟德動天,

Berapa kali manusia bernapas dalam satu hari? Tergantung pada usia dan tingkat aktivitasnya. Anak-anak cenderung memiliki tingkat pernapasan yang lebih cepat, mereka bernapas lebih dari 50.000 kali perhari. Sedangkan saat beristirahat, orang dewasa bernapas 17.000-30.000 kali per hari. Coba Anda hitung berapa kali manusia bernapas sepanjang hidupnya?

Bernapas sangat vital bagi manusia. 

Kebutuhan manusia untuk bernapas sama eratnya dengan darah yang dipompa melalui pembuluh darah. Tanpa napas, darah tak dapat mengalir ke seluruh tubuh. Tanpa napas, hanya dalam hitungan menit manusia akan mati.

Ada enam kata 'napas' dalam Kitab Sishu yaitu dalam Kitab Zhongyong XXX: 4, Lunyu IX: 11, Lunyu X: 4, Lunyu XI: 26, dan Mengzi VIIA: 36

Coba kita simak:
  1. Semua makhluk yang berdarah dan bernapas, tiada yang tidak menjunjung tinggi dan mencintainya. Maka dikatakan telah manunggal dengan Tian.
  2. Yan Yuan dengan menarik napas berkata, "Bila kupandang, terasa bertambah tinggi; semakin kugali terasa bertambah dalam. Kadang-kadang kupandang nampak berdiri di muka, sekonyong-konyong ternyata ada di belakang.
  3. Pada waktu menaiki balairung, jubahnya diangkat dengan rapi, badannya membongkok, napasnya ditahan seolah-olah tidak bernapas.
  4. Dengan menarik napas, Nabi bersabda, "Aku setuju denganmu Dian."
  5. Mengzi dari kota Fan ke negeri Qi, dari jauh melihat putra Raja Qi, ia dengan menghela napas, berkata, "Kedudukan itu sungguh dapat mengubah wibawa seseorang seperti pemeliharaan dapat menguatkan tubuh. Sungguh besar pengaruh kedudukan. Tidakkah kita ini juga sama-sama anak manusia?"

Dengan kutipan ayat yang mengandung kata napas tersebut apakah pembaca dapat memahami makna, spirit, dan keteladanan yang dimaksud dalam ayat tersebut? Kalau jawabannya ya, saya sungguh terkejut karena yang saya kutip adalah potongan ayat yang tak lengkap. Kita tak bisa dan tak boleh menyimpulkan dari informasi tak utuh.

Zhong Yong XIX: 19 memberi pesan pada kita agar: 
Banyak-banyaklah belajar, pandai-pandailah bertanya, hati-hatilah memikirkannya, jelas-jelaslah menguraikannya, dan sungguh-sungguhlah melaksanakannya.

Jadi sebelum Anda menyimpulkan lalu melaksanakan potongan pesan dalam ayat suci tersebut, sebaiknya Anda buka Kitab Sishu Anda lalu ikuti pesan dalam Zhong Yong XIX:19 tersebut.

Sayang, seringkali ayat suci yang kita baca tak mudah untuk dipahami makna, spirit dan keteladanannya karena ayat suci mengandung berbagai dimensi bukan hanya sederetan kata. Acapkali kita perlu memahami kondisi sosiologis, antropologis, politik, teologis serta sejarah dan aksara yang melingkupi ayat suci tersebut sehingga kita mampu memahami dengan baik dan tak salah langkah. 

Jangan lupa pula Anda gunakan akal budi Anda. Lakukan olah otak dan rasa. Kodrat kemanusiaan Anda, Anda adalah makhluk berakal budi. Lalu tujukan karsa Anda pada kebaikan sebagai kodrat kemanusiaan lainnya. Sehingga karya Anda tak melenceng dari dao.

Saat Nabi berkeliling negeri sebagai tian zhi mu duo dalam tugas suci mengemban Tianming mengembalikan dunia ke dalam dao, Beliau banyak berdiskusi dengan para raja dan pejabat tinggi pemerintahan dalam berbagai hal yang berkaitan dengan Tiandao, di dao, dan ren dao. Beliau juga banyak mengajar dan berdiskusi dengan para murid yang berasal dari berbagai kalangan masyarakat.

Beliaulah guru pertama dan utama yang mengubah sistem pendidikan pada zamannya, membuat suatu strata baru dalam masyarakat bukan berdasarkan jabatan atau kebangsawanan, tapi berdasarkan karya kebajikan. 

Strata baru itu dinamakan Junzi. Kalangan yang menggali dan meneruskan dao para nabi berdasarkan pendidikan Tiandaodi dao, dan ren dao yang digelorakan oleh Nabi Kongzi dalam banyak pengajaran dan diskusi yang dilaksanakan. 

Dengan sistem dan spirit pendidikan inilah Ru Jiao berkembang dan bergelora ke segenap penjuru dunia dari zaman-ke zaman, dari generasi ke generasi. Tak terkecuali ke Indonesia.

Dalam perjalanan sejarah berabad-abad melewati beberapa milenium, banyak hambatan, tantangan bahkan kekejaman yang dihadapi oleh para cendekiawan, agamawan dan rohaniwan Ru. Mereka bertahan, maju berjuang dengan berbagai cara, metoda dan doa tanpa rasa jera apalagi putus asa. Hanya kadang menghela napas. 

Para Konfusian sepanjang zaman tak pernah kehabisan semangat apalagi kehabisan napas. Mereka mengerti dan berpegang pada hal pokok bahwa mereka mewarisi dao yang esa sebagai Tianming. Mereka berpegang dan menjalankan yang inti, bukan yang sisi. Melakukan dan menjaga yang utama bukan sekedar tatacara dan karya kurang bermakna.  Karena semangat seperti itulah, kini kita dapat mewarisi ajaran mulia ini.

Bercermin dan meneladani semangat mereka, sebetulnya apa yang utama bagi kita sekarang ini?

Di hari Dongzhi, Nabi mengundurkan diri dari jabatan pemerintahan dan memutuskan berkeliling negeri menjalankan tugas sucinya karena Beliau tahu hal utama dan pokok yang perlu dipegang erat dan telah diabaikan oleh penguasa yaitu Li.

Setelah tiga belas tahun berkeliling negeri sambil tetap mendidik dan menggelorakan dao kepada para murid, nabi sampai pada satu titik untuk kembali ke negerinya menyelesaikan penulisan kitab sambil terus mendidik dan menggelorakan dao. Nabi tetap berpegang pada hal yang pokok dan utama dalam menjalankan misinya. Bagi Beliau harta, kedudukan dan ketenaran bukanlah tujuan utama dalam tugasnya sebagai tian zhi mu duo.

Beliau tak pernah bergeser dari hal yang pokok dan tujuan utama dari misi sucinya. Hal pokok dan tujuan utama misi suci yang Beliau emban begitu terang benderang di kedalaman batin dan pikirannya, tak dapat dialihkan oleh apapun juga.

Itulah sebabnya mengapa Beliau dan para penerusnya sepanjang zaman tak pernah kehabisan napas, hingga para teladan kita ini menghembuskan napas terakhir, pulang kembali pada Sang Pencipta.

"Hari ini ada kebaktian online tidak? Bagi dong linknya," seorang umat bertanya melalui WA.

Saya hanya bisa menghela napas.

Entah kebaktian itu hal yang utama atau bukan dalam kelembagaan kita.

Kalau bukan, mudah-mudahan ada cara lain yang lebih baik dan konsisten dalam memberikan pengajaran dan menggelorakan dao di era internet terlebih saat pandemi ini.

Mudah-mudahan dao yang diajarkan Nabi akan tetap bergelora di hati dan menjadi suar perbuatan kita sebelum napas terakhir kita hembuskan.

Konsisten itu memang tidak mudah, perlu alasan utama yang menancap kuat di batin kita. 

Yuk, kita tarik napas dalam-dalam agar kita tetap sadar. (US) 13122020

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG