MEMBENARKAN NAMA-NAMA


Salam Kebajikan, 
惟德動天,

Siapa namamu? adalah kata tanya yang terucap saat kita mencoba menyapa anak kecil yang digendong oleh saudara, kawan atau kenalan kita saat pertama kali bertemu mereka.

Ketika dilahirkan ke dunia, orang tua memberi Anda dan saya nama. Nama yang dipilih biasanya menunjukkan suatu peristiwa yang terjadi ketika itu atau harapan orang tua.

Bayangkan kalau kita tidak mempunyai nama. Dengan panggilan atau bahasa isyarat apa kita memanggil orang-orang yang kita kenal bila mereka sedang membelakangi kita? Sulit membayangkan.

What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet. 

Apa arti dari sebuah nama? Yang kita sebut bunga mawar, walau dengan nama lain pun akan tetap berbau harum. 

Begitu quote dari novel 'Romeo and Juliet' yang ditulis oleh William Shakespeare.

Apa iya nama tidak ada artinya?

Sebuah nama yang bagus takkan berarti apa-apa bila tidak diisi dengan kualitas diri yang sepadan. Harapan orang tua yang terkandung dalam nama kita takkan berarti apa-apa saat kita tak menjaga dan memeliharanya. Bagaimanapun, sebagai anak berbakti kita akan terus berupaya menjaga nama yang telah disematkan pada kita dan nama baik orang tua kita.

Bagi beberapa orang, nama yang disematkan pada anaknya membawa rasa tak nyaman pada sang penyandang nama dengan berbagai alasan. Manusia mempunyai akal budi (rasio dan perasaan). Ada perasaan tak nyaman saat dia merasa dirinya mawar tapi disebut bunga bangkai. 

Bagi orang tua nama begitu penting, apalagi bagi anak yang akan menyandangnya seumur hidup. Maka berhati-hatilah memberi nama. Berhati-hati pulalah menjaga nama yang disandang. Sebagai mawar, harus menyebarkan harum bunga mawar, bukan bau busuk bunga bangkai.

Membenarkan nama-nama adalah satu istilah penting dalam agama Khonghucu, bukan hanya menyangkut pribadi seseorang tapi jabatan dan predikat seseorang dalam pemerintahan akan berpengaruh pada ketertiban dan keharmonisan dalam masyarakat.

Kita simak Lunyu XIII: 3.
Zilu bertanya, "Kalau Pangeran Wei mengangkat Guru dalam pemerintahannya, apakah yang akan Guru lakukan lebih dahulu?"

Nabi bersabda, "Akan Kubenarkan lebih dahulu nama-nama."

Zilu berkata, "Mengapakah demikian? Jawaban Guru jauh dari persoalannya. Mengapakah perlu lebih dahulu membenarkan nama-nama?"

"Oh You (Zilu), sungguh kasar engkau! Seorang Junzi bila belum memahami sesuatu tidak lekas-lekas mengeluarkan pendapat. 

Bila nama-nama tidak benar, maka pembicaraan tidak sesuai dengan hal yang sesungguhnya, maka segala urusan tak dapat dilakukan baik-baik.

Bila pekerjaan tak dapat dilakukan baik-baik, Kesusilaan dan Musik tak dapat berkembang. 

Bila Kesusilaan dan Musik tak dapat berkembang, hukum pun tak dapat dilakukan dengan tepat. 

Bila hukum tak dapat dilakukan dengan tepat, maka rakyat akan merasa tiada tempat untuk menaruhkan kaki dan tangannya.

Bagi seorang Junzi, nama itu harus sesuai dengan yang diucapkan dan kata-kata itu harus sesuai dengan perbuatannya. Itulah sebabnya seorang Junzi tidak gampang-gampang mengucapkan kata-kata."


Lunyu XII: 11 menegaskan pada kita tentang pentingnya 'isi' harus sesuai dengan 'nama'. Seperti bunga mawar memancarkan harum bunga mawar, bukan bau bunga bangkai.
Pangeran Jing dari negeri Qi bertanya tentang pemerintahan pada Nabi Kongzi.

Nabi bersabda, "Pemimpin hendaklah dapat menempatkan diri sebagai pemimpin, pembantu sebagai pembantu, orang tua sebagai orang tua, dan anak sebagai anak."

Pangeran itu berkata, "Shanzai! Sungguh tepat, kalau pemimpin tidak dapat menempatkan diri sebagai pemimpin, pembantu tidak sebagai pembantu, orang tua tidak sebagai orang tua dan anak tidak sebagai anak, meskipun berkecukupan makanan, dapatkah menikmatinya?"

Saat 'isi' sesuai 'nama', harumnya bunga mawar dapat kita nikmati bersama dan kita tahu bahwa bunga mawar tetaplah bunga mawar seperti apa yang kita tahu kendati disebut berbeda dalam berbagai bahasa.

Bahasa kemanusiaan itu universal seperti harumnya bunga mawar.

"Nama saya Xian Li," jawab sang anak dengan muka polos malu-malu, setelah saudara atau kawan kita sedikit membujuk anaknya untuk menjawab pertanyaan kita. 

Jangan memanggil dia Ay Li. Apalagi bila dia sudah dewasa nanti dan kebetulan dia menjadi istri Anda.

Saya pernah melakukan kesalahan itu. Akibatnya suasana romantis berubah drastis. 

Tak percaya?

Lebih baik percaya deh. (US) 06122020

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG