BERSABARLAH


Salam Kebajikan, 
惟德動天,

Orang sabar kekasih Tuhan. 

Begitu peribahasa yang sering kita dengar saat kita mulai gelisah dan kesal menunggu teman yang tak kunjung datang padahal janji untuk bertemu telah lewat.

Dalam perjalanan hidupnya, manusia selalu mendapat pengalaman dan tantangan yang memerlukan kesabaran.  Misal menunggu teman, menunggu kelahiran anak, menunggu pengumuman penerimaan kerja, menunggu pembayaran, menunggu jemputan, menunggu pesanan online, atau menunggu kesembuhan, menunggu berakhirnya penderitaan, menunggu realisasi janji, menunggu jawaban atas pernyataan cinta, menunggu keputusan, menunggu jawaban atas doa yang kita panjatkan dan lain-lain.

Waktu menunggu bisa hitungan detik, menit, jam, hari, bulan bahkan mungkin tahun atau puluhan tahun. Maka kesabaran pun membutuhkan waktu berbeda-beda. Setelah lama menunggu, bisa saja jawaban atau kenyataan yang kita terima dan lihat ternyata berbeda dengan apa yang kita harapkan. Maka sekali lagi atau beberapa kali lagi kita menunggu dan kesabaran kita diuji.

Kata orang kesabaran itu ada batasnya. Batasnya apa? 

Setiap orang mempunyai batasan berbeda-beda. Bisa saja saat kita telah mencapai batas dan hampir menyerah, justru apa yang dinanti-nantikan datang tanpa kita duga. Bisa juga saat kita merasa telah melewati batas dan menyerah, apa yang kita harapkan terjadi justru orang lain yang menikmati hasil upaya yang kita lakukan.

Cerita-cerita dalam Kitab Suci, cerita para nabi dan orang suci, sejarah, perjalanan hidup penemu, perjuangan pengusaha sukses, atau tokoh-tokoh besar dalam berbagai bidang memperlihatkan pada kita bagaimana mereka bekerja keras, melakukan kekeliruan, lalu mengalami kekecewaan, kegagalan, cemoohan tapi terus bertahan dan bersabar hingga akhirnya mencapai apa yang mereka perjuangkan atau apa yang mereka kerjakan dan perjuangkan diikuti saat mereka telah pulang pada sang khalik.

Cerita anak-anak seperti cerita Cinderela atau cerita Bawang Merah Bawang Putih atau Gadis Korek Api mendidik anak-anak agar bersabar.

Memang tak mudah menentukan sampai kapan kita mesti bersabar dan tetap punya harapan, berhenti berharap ataukah terus berharap.

Konon kesabaran seseorang menunjukkan kedewasaan seseorang. Mungkin lebih tepatnya kedewasaan spiritual seseorang. Apapun itu, kesabaran sangat diperlukan dalam kehidupan. Peristiwa dan hasil kerja kerap tidak bersifat instan tapi berproses. Proses sering berjalan dengan lambat, kadang saja berjalan cepat. Tak perlu keluh gerutu dan sesal penyalahan, bersabarlah. Kesabaran menunjukkan kedewasaan (spiritual) seseorang berkaitan dengan menerima hukum yang berlaku dalam alam semesta (Tian Li).

Jangan memaksa.

Dunia mempunyai hukum sendiri, jangan mencabuti pucuk padi agar cepat tumbuh seperti cerita dalam Kitab Mengzi karena tindakan tersebut bukan cara yang tepat, bahkan justru menyebabkan padi mati. Siangi, sirami, berikan pupuk, rawat dengan sabar, pada waktunya padi akan dapat dipanen.

Orang sabar penuh cinta kasih. (US) 26032021


Mengzi IIA: 2.16, Lunyu VII: 4

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG