PENULISAN MODUL MKWK AGAMA KHONGHUCU


Salam Kebajikan, 
惟德動天,

Beberapa waktu yang lalu saya bersama tiga rekan lain mendapat tugas dari Matakin untuk menjadi penulis modul Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) Agama Khonghucu pada Perguruan Tinggi. Penunjukan penulis modul oleh Matakin tentu telah melalui pertimbangan matang dari berbagai aspek agar penulisan dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai harapan.

Ws. Budi Suniarto, Ws. Mulyadi, Ws. Andi Gunawan, dan saya sekarang telah mulai melakukan penulisan modul setelah sebelumnya memperoleh penjelasan secara daring dari Dirjen Belmawa Kemdikbud dan Ketua Tim Penulisan. Sebagian besar penulis adalah profesor dan doktor yang ahli di bidang ilmu masing-masing. Sayang di Indonesia kita belum mempunyai Profesor dan Doktor bidang ilmu agama Khonghucu. 

Pada prinsipnya modul yang sedang dikerjakan merupakan pembaharuan dari Buku Ajar tahun 2016. Kebetulan saya menjadi salah seorang penulis Buku Ajar tersebut. Seperti kita ketahui Buku Ajar, Bahan Ajar, atau Modul perlu terus dilakukan pembaharuan dan perubahan agar tidak tertinggal oleh perubahan zaman.

Modul yang sedang ditulis diharapkan dapat lebih menarik dan sesuai untuk Generasi Z serta memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Indonesia perlu mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu beradaptasi berinovasi dan bersaing agar tidak menjadi manusia irrelevant. Manusia pembelajar yang bukan saja melek ilmu pengetahuan dan teknologi tapi juga mengamalkan agama, berbudaya, Pancasilais, dan berakhlak mulia.

Modul menggunakan metode yang mengembangkan critical thinking, problem base learning, dan project base learning. Pembelajaran bukan lagi satu arah dari dosen kepada mahasiswa. Mahasiswa berperan lebih aktif mengeksplorasi. Dosen diharapkan lebih bertindak sebagai fasilitator dan teman berdiskusi mahasiswa.

Saya pikir metode ini tak jauh berbeda dengan metode pendidikan yang diajarkan dalam Kitab Suci dan diteladankan Nabi.

Mari kita simak Liji XVI Xue Ji I: 12
Maka seorang Junzi memberi pendidikan, jelasnya demikian: ia membimbing berjalan dengan tidak menyeret; ia menguatkan dan tidak menjerakan; ia membuka jalan tetapi tidak menuntun sampai akhir pencapaian. Membimbing berjalan, tidak menyeret, menumbuhkan keharmonisan; menguatkan dan tidak menjerakan itu memberi kemudahan; dan membukakan jalan tetapi tidak menuntun sampai akhir pencapaian, menjadikan orang berpikir. Menimbulkan keharmonisan, memberi kemudahan dan menjadikan orang berpikir, itulah jelasnya pendidikan yang baik.

Dalam modul ini akan diinklusikan mengenai moderasi beragama, semangat kebangsaan, anti korupsi, kesadaran pajak, keberagaman, inklusifitas, dan tema-tema lain sesuai Peta Jalan Pendidikan Indonesia, UU Sisdiknas serta peraturan turunannya. Yang tak kalah penting untuk diperhatikan, tujuan pendidikan agama bukanlah menjadikan mahasiswa seorang ahli agama, tetapi mahasiswa terdorong untuk memiliki tujuan hidup yang jelas selaras dengan kehendak Tian, bertumbuh spiritualitasnya sehingga berakhlak mulia, inklusif, cerdas, bijaksana, dan inovatif dalam berpikir.

Hanya dengan pendidikan agama yang menarik, MKWK agama tidak lagi menjadi mata kuliah pelengkap seperti terkesan selama ini. Pembuatan modul yang inovatif dan menarik adalah langkah awal yang perlu dilakukan.

Walau tenggat waktu pembuatan modul tak lebih dari satu bulan; dengan fokus, kesungguhan hati dan kerjasama tim, saya yakin kerja mulia ini pasti akan dapat terselesaikan sesuai tujuan dan harapan yang hendak dicapai.

Dengan keterbatasan waktu dan pengetahuan yang saya miliki, tugas ini tugas berat namun mulia yang perlu dikerjakan dengan penuh tanggung jawab. Terlebih lagi bangsa kita sedang menghadapi krisis akhlak dan moral yang parah.

Saya pikir anggota tim yang lain pun memiliki semangat yang sama. 

Terima kasih atas dukungan dan doa. (US) 14032021

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG