MAWAS DAN TELITI DALAM MEDSOS


Salam Kebajikan, 
惟德動天,

Sambil menulis, dalam hati saya mendengar samar-samar lagu Mawas Diri ciptaan almarhum Eddie Rhinaldi.
Mawas diri ajaran mulya Nabi
Meliputi firman Tian maha suci
Bina diri slalu setiap hari
Agar dapat menempuh jalan suci

Tepasalira meluruskan hati
Selaras dengan karunia yang suci
Tekunlah slalu mencari kebenaran
Mawas diri jalan peneguh iman

Dalam era media sosial seperti sekarang ini banyak peristiwa yang dapat kita baca, dengar dan saksikan baik mengenai pribadi, keluarga, masyarakat, negara, bahkan dunia. Tak sedikit orang yang menuliskan story, status, atau share pesan yang dapat dilihat oleh orang lain.

Adalah hal lazim bila orang menyentuh layar HP untuk memberi tanda like, love, sad, laugh, dan lain-lain sebagai respon atas story dan status tersebut. Tak sedikit yang memberi komentar pendek maupun panjang. Positif maupun negatif. Tak ketinggalan ada pula yang julid dan kepoh. Maka pro dan kontra menjadi hal lazim.

Dalam kasus tertentu, misalnya dalam perhelatan politik, segregasi terjadi dengan tajam hingga terjadi saling hujat, caci maki, kecam mengecam dan hate speech yang menimbulkan permusuhan bukan saja dalam dunia maya tapi merambah ke dunia nyata. 

Dalam beberapa kasus permusuhan memuncak menjadi pertengkaran, perkelahian dan tawuran. Kebenaran dan ketidakbenaran saling bercampur aduk hingga kabur batas-batasnya. Suara terbanyak seakan menunjukkan kebenaran padahal tak jelas sumbernya. 

Begitulah era disrupsi. Banyak hal tercampur baur. Jungkir balik, tak lagi beraturan.

Dalam mengantisipasi dan mencegah efek negatif kondisi ini, mawas diri dan meneliti hakikat tiap perkara adalah pilihan bijak agar kita tak terjebak dalam arus. Tanpa mawas diri dan meneliti hakikat perkara, bukan tak mungkin kita akan ikut menciptakan kekisruhan, permusuhan dan berurusan dengan hukum. Sesal kemudian tak berguna. Mencegah lebih baik dari mengobati. Begitu kata pepatah yang masih relevan kita ingat dan ikuti.

Mawas, sebelum mengomentari, julid dan kepoh pada orang lain, lebih baik teliti ke dalam diri. 'Shu' (tenggang rasa dan tepasalira) adalah jembatan emas yang perlu ditempuh. Anda tak mau dikomentari (negatif), dijulidi, dan dikepohi, lalu apa hak Anda mengomentari (negatif), menjulidi, dan mengkepohi orang lain? Atau Anda memang sudah merasa lebih hebat, berkuasa dan suci sehingga berlaku semena-mena seperti itu? Padahal orang hebat, berkuasa dan suci takkan melakukan itu kok. Kalau Anda tetap tak lakukan, jangan salahkan bila apa yang Anda lakukan kembali pada Anda atau Anda berurusan hukum. Bila sudah demikian jangan salahkan orang lain. Bercerminlah, lihat ke dalam diri.

Meneliti hakikat setiap perkara. Teliti terlebih dahulu apakah story, status, atau pesan yang Anda akan bagikan tidak memalukan diri sendiri, pasangan, keluarga, teman atau komunitas tertentu? Dan apakah story, status atau pesan yang Anda akan bagikan tersebut informasi positif, benar, tak melanggar batas kesusilaan dan hukum.

Saring sebelum sharing adalah tindakan bijaksana. Jangan gampang-gampang sharing informasi sebelum dicek kebenarannya dari sumber yang kredibel. Hindari membuka informasi negatif dan aib diri sendiri dan keluarga. Tidak semua informasi pribadi dan keluarga layak dan bijak untuk dibagikan. Hanya dalam kasus ekstrim tertentu, media sosial dapat digunakan untuk membagikan informasi mengenai keluarga, misal dalam hal terjadi kekerasan dalam rumah tangga yang telah berulang-ulang atau tindakan pidana lainnya dengan tujuan mendapat pertolongan.

Kalau Anda ingin hidup tenang, tidak menambah masalah dan tidak menambah stress, mawas diri, dan meneliti hakikat tiap perkara bisa menjadi fondasi Anda berdamai dengan medsos.

Medsos akan banyak memberi manfaat bagi kehidupan manusia, saat kita bijak memilih, memilah dan memanfaatkannya.

Bagaimanapun, agama Khonghucu akan memberi bimbingan saat kita dihadapkan pada banyak pilihan dan banyak kebimbangan sehingga kita mampu melangkah dalam track yang benar, tak terombang-ambing oleh perubahan yang menawarkan banyak pilihan. (US) 04052021

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG