UMAT KHONGHUCU, IDUL FITRI, DAN KENAIKAN YESUS KRISTUS


Salam Kebajikan, 
惟德動天,

Hari ini adalah Hari Raya Idul Fitri atau di lingkungan kami, kami biasa menyebut Lebaran. Lebaran selalu memberi nuansa berbeda bagi kami, walau kami bukan muslim. Suara azan dan takbir bergema menghiasi angkasa, menggetarkan hati yang berpasrah dan berserah diri pada Yang Maha Kuasa. Nuansa kemenangan begitu menggelora. Kemenangan mengatasi hawa nafsu yang kerap menggoda setelah satu bulan berpuasa.

Sebetulnya makna puasa kata kawan muslim saya adalah upaya mengembalikan manusia pada fitrahnya sebagai makhluk termulia. Jadi puasa bukan hanya menahan lapar dahaga jasmani tapi lapar dan dahaga pada sentuhan Ilahi. Mengingatkan manusia senantiasa berada di jalanNya bukan hanya pada bulan ramadan tapi sepanjang hidupnya hingga nanti berpulang, bertemu kembali dengan Sang Pencipta. Menjadi insan yang menang.

Sejak kecil saya banyak bergaul dengan kawan-kawan muslim. Mendengarkan suara azan dari masjid dan merdunya lantunan ayat suci alquran yang disenandungkan kawan di rumahnya saat mengaji adalah keseharian saya. 
Audzubillah Himinas Syaiton Nirojim, bismilah hirohman nirohim...
Begitu suara merdu yang dilantunkan saat kawan saya mulai mengaji. Merdu menyelusup kalbu...

Saya selalu merasa heran saat menyaksikan sekat dan dinding antara umat beragama yang berbeda. Bagi saya berbeda itu indah. Dengan mendengarkan suara azan dan lantunan ayat suci alquran tak membuat saya terganggu, iman saya pun tak berpaling. Kalaupun ada kawan dan saudara saya memperoleh hidayah dan menjadi mualaf itu adalah keterpanggilan iman mereka yang datangnya dari suara Ilahi. Yang terpenting mereka tidak dipaksa dan terpaksa. 'Kebetulan' saja panggilan iman saya berbeda dan saya lebih merasa cocok dengan agama saya.

Lebaran kali ini bertambah indah karena bersamaan dengan peringatan Hari Kenaikan Isa Almasih/Yesus Kristus, sang Juru Selamat bagi yang meyakini. Di lingkungan sekolah saya banyak bergaul dengan teman-teman Kristiani. Tak masalah juga kawan dan saudara saya menjadi umat Kristiani berdasarkan panggilan iman mereka bukan karena dipaksa dan terpaksa. Yang tak elok adalah saat mereka menjadi umat Kristiani atau agama apapun dengan intimidasi apapun alasannya. Apalagi dengan menjelek-jelekkan keyakinan orang lain.
Dari pulau dan benua
terdengar selalu trus 
 
lagu pujian semua
bagi nama penebus 
Gloria, muliakanlah Tuhan
Gloria, in exelsis deo
Senandung merdu lagu pujian menggugah batin untuk percaya.

Sebagai penganut agama Khonghucu, saya selalu meyakini bahwa perbedaan itu Tian Li. Perbedaan akan melahirkan segala sesuatu. Tanpa perbedaan dunia takkan bertumbuh dan berkembang. Tapi perbedaan perlu dikelola agar tidak menjadi ekstrem dan saling berbenturan yang akan melahirkan kerusakan. Maka perbedaan itu harus tetap ada dan dijaga agar tercapai Harmoni. Perbedaan tak perlu dibuat sama, persamaan tak perlu dibuat beda. Biarkan apa adanya dalam harmoni yin yang, terus berubah secara dinamis namun tidak ekstrem.

Indonesia adalah negara indah penuh berkah di Khatulistiwa. Kita akan menjadi bangsa yang besar saat kita mampu menyelami makna hakiki adanya perbedaan lalu bahu membahu gotong royong bekerja keras membangun negeri bukan menciptakan sekat dan dinding pemisah.

Bagi saya apakah dia Muslim, Kristiani, Buddhis, Hindu, Sunda Wiwitan atau apapun keyakinan agama dan kepercayaannya, apakah dia Tionghoa, Sunda, Batak, Minang, Jawa, India atau apapun etnis dan suku bangsanya adalah saudara yang perlu dikasihi bukan disakiti. 

Di empat penjuru lautan semua bersaudara.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1442 H saudara dan sahabatku umat Islam.

Selamat Memperingati Hari Kenaikan Yesus Kristus saudara dan sahabatku umat Kristiani.
Aduhai mengapa gelisah
Aduhai mengapa bermurung
Merasa hidup sebatang kara
Kaya dan mulia itu firman
Usia lanjut atau muda
Semua di dalam kuasa Tian
Susilawan slalu tekun dan bersungguh
Lam pergaulannya selalu susila
Di empat penjuru lautan
Semua adalah saudara
Mengapa bermuram gelisah
Suara nyanyian lagu Semua Saudara menyelinap dalam kalbu.

Sungguh bersyukur hidup di bumi Pancasila. (US) 13052021

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG