TEOLOGI PENDERITAAN

Salam Kebajikan,

Kehidupan manusia tidaklah selalu berjalan lurus mulus dan sesuai harapan.

Kala hidup sesuai harapan, kehidupan laksana musim semi, kita bekerja keras menanam benih, tak ada hama menyerang, kita airi, beri pupuk dan rawat hingga musim panas tiba bunga-bunga merekah dan buah bertumbuh dengan baik hingga musim panen tiba dan kita memanen atas apa yang kita tanam. Hidup nampak indah penuh warna, penuh kehangatan dan limpahan berkah Tian bak cahaya matahari. Kita dikaruniai kesehatan, segalanya nampak berjalan mulus, anak-anak sehat, orang tua bahagia, pasangan bergembira, tak ada persoalan keuangan. Kita merasa hidup penuh berkah dan rejeki melimpah, lurus mulus.

Seperti alam yang berganti musim, kehidupan mengalami masa bak musim gugur, apa yang kita lakukan tampak tak menghasilkan apa-apa, dipenuhi kegagalan, rontok meranggas, orang yang kita kasihi jatuh sakit, bisnis nampak tak sesuai harapan, berguguran, tabungan tak ada. Bahkan bak musim dingin, bisnis mengalami kebangkrutan, dipecat dari pekerjaan, orang tua berpulang, hutang bertumpuk, segalanya nampak beku dipenuhi salju, dingin dan kelu, tak nampak ada titik terang untuk sekedar kita berharap, musim dingin kehidupan telah tiba, bunga tak lagi bermekaran, yang ada adalah hamparan salju dan dingin menusuk. Kita merasa hidup penuh kesialan, rezeki tertutup, jurang menganga di jalan kehidupan yang sedang dilalui.

Saat kita sedang berada di 'musim semi' dan 'musim panas' kehidupan, tidaklah bijak menjadi sombong, takabur, berbangga hati, melupakan kesusilaan. Tidak bijak pula lengah pada datangnya 'musim gugur' dan 'musim dingin' kehidupan. Hidup perlu menabung dan investasi. Tabungan dan investasi harta serta tabungan dan investasi amal kebajikan untuk menghadapi datangnya 'musim gugur' dan 'musim dingin' kehidupan.

Nabi berpesan pada kita agar pada saat kaya tetap menyukai li (kesusilaan) dan pada saat miskin tetap gembira, bukan sekedar saat kaya tidak sombong dan saat miskin tidak menjilat.

Selanjutnya, bagaimana sikap umat Khonghucu saat kehidupan menghadapi 'musim gugur' dan 'musim dingin'?

Banyak figur yang dapat kita teladani saat kehidupan mengalami 'musim gugur' dan 'musim dingin'. Tiga diantaranya adalah Yan Yuan, Nabi Kongzi, dan raja Shun.

Yan Yuan sangat miskin, tapi dia senantiasa gembira di dalam Tian (Le Tian), semangat belajarnya tidak pernah padam dan tak pernah berkeluh gerutu pada Tian maupun sesal penyalahan terhadap sesama manusia. Dia menjadi murid kesayangan Nabi Kongzi bukan sekedar karena kepandaiannya, tapi spiritualitasnya yang luar biasa.

Saat Nabi Kongzi mengalami kesukaran dan penderitaan dalam kehidupanNya, Nabi meyakini bahwa Beliau telah memperoleh mandat Tian (Tian Ming) untuk menjalankan misi suci mengembalikan dunia ke dalam dao. Saat dihadapkan pada penderitaan dan kelaparan, Beliau tetap tenang dan bijaksana bahkan bermain musik. Dalam misinya selama 13 tahun berkeliling dari satu negeri ke negeri lainnya, Beliau yakin akan misi sucinya sebagai penerus para sheng wang (raja suci) dan sheng huang (nabi purba) sehingga Beliau menyerahkan segala sesuatunya pada kehendak Tian.

Nabi dan Yan Yuan memberi keteladanan pada umat Khonghucu agar tahan dalam penderitaan. Walau hanya makan nasi kasar, minum air tawar, dan tidur dengan alas tangan masih dapat merasakan gembira di dalamnya karena dia Le Tian. Dalam keadaan menderita, tak mau mendapatkan harta dengan melanggar kebenaran.

Raja Shun adalah contoh tokoh legendaris ketiga dalam agama Khonghucu yang begitu yakin akan ke Maha Besaran Tian dalam menghadapi penderitaan, selalu Bahagia di dalam Tian (Le Tian), tidak keluh gerutu pada Tian dan tidak sesal penyalahan pada sesama. Semangat baktinya tidak pernah padam kendati Beliau diperlakukan dengan tidak selayaknya oleh ayah dan saudara-saudaranya.

Kitab Mengzi mengingatkan pada kita spirit dan sikap yang tepat dan mulia di dalam menghadapi penderitaan. Bagi umat Khonghucu (yang Junzi) penderitaan tak lebih sebagai cara Tian untuk menjadikan seseorang menjadi besar.
"Begitulah kalau Tian YME hendak menjadikan seseorang besar, lebih dahulu disengsarakan batinnya, dipayahkan urat dan tulangnya, dilaparkan badan kulitnya, dimiskinkan sehingga tidak punya apa-apa, dan digagalkan segala usahanya. Maka dengan demikian digerakkan hatinya, diteguhkan xing (watak sejati) nya, dan bertambah pula pengertiannya tentang hal-hal yang tidak mampu... Jadi tahulah kita bahwa 'yang hidup' berasal dari kepedihan dan penderitaan, dan 'yang binasa' karena hanya mau senang gembira saja."
—Mengzi VIB: 15
Seorang umat Khonghucu yang Junzi mungkin saja menderita susah sepanjang hidupnya, tetapi tidak akan jatuh dalam bencana walau sepagian saja.
—Mengzi IVB: 28.7
Penderitaan adalah ujian dari Tian agar manusia 'naik kelas'. Saat umat Khonghucu menghadapi ujian yang datang dari Tian, dia mempertahankan keyakinannya seperti diteladankan oleh tiga tokoh di atas. Sikap dan keyakinannya tidak berubah. Karena sikap dan keyakinan yang goyah akan membawa pada bahaya. Bahaya adalah saat kita berkeluh gerutu dan menyalahkan. Bahaya akan membuat manusia tak lulus ujian dan 'tak naik kelas'. Disabdakan, "Ujian yang datang dari Tian pasti dapat dilalui, bahaya dibuat sendiri tak dapat dihindari."

Keyakinan umat Khonghucu dalam menghadapi penderitaan dan ujian adalah iman dan kepasrahannya menerima Firman. 
"Tiada sesuatu yang bukan karena Firman, maka terimalah itu dengan taat dalam kelurusan."

Di dalam iman (ketulusan mengikuti Firman Tian) seorang umat Khonghucu memperoleh kebahagiaan terbesar. Dengan memiliki iman seorang umat Khonghucu Le Tian (Bahagia dalam Tian) dan Le Dao (Bahagia di dalam Dao).

Kalau kita renungkan, penderitaan adalah bagian tak terpisahkan dari proses mencapai kemajuan dan keberhasilan, tidak hanya saat Anda dan saya mengalami 'musim gugur' dan 'musim dingin' kehidupan. Kalau Anda dan saya ingin maju dan berhasil ('naik kelas') harus mampu menerima dan mengatasi penderitaan.

Contoh sederhana mengenai 'penderitaan' yang harus dihadapi agar 'naik kelas' adalah saat kita ingin mempunyai tubuh yang sehat dan indah (perut six pack atau langsing). Apa yang perlu dilakukan? Diet seimbang, berolah raga (mungkin perlu ke gym untuk pembentukan tubuh) dan cukup tidur. Sungguh memerlukan kedisiplinan, memerlukan 'penderitaan'.

Contoh yang lain, misalnya Anda ingin mempunyai nilai yang sangat baik di sekolah atau di kampus, apa yang perlu Anda lakukan? Belajar. Mungkin Anda perlu mengurangi kesenangan Anda hang out, main game, nonton dan hobi Anda. Ini pun menimbulkan 'penderitaan' karena acap perlu disiplin. Banyak contoh sederhana lain yang bisa Anda pikirkan mengenai 'penderitaan'.

Maka seorang umat Khonghucu tidak pernah takut akan penderitaan. Seorang umat Khonghucu tidak akan jatuh dalam bahaya karena penderitaan. Seorang umat Khonghucu tidak mau melanggar kebenaran dalam menghadapi penderitaan. Seorang umat Khonghucu meyakini bahwa penderitaan adalah cara Tian agar dia menjadi orang besar, maju dan berhasil.

Bagi umat Khonghucu, penderitaan adalah batu loncatan yang perlu dijalani dan dihadapi dengan spirit dan sikap yang benar, bukan sesuatu yang perlu dihindari apalagi disesali sebagai lingkaran yang tak terputus dari kehidupan yang satu pada kehidupan yang lain. Bukan batu sandungan. Mungkin Anda tidak sependapat dengan saya, tapi itulah yang bisa kita pelajari dari Sishu Wujing

Setidaknya itu yang saya pahami dalam keterbatasan saya. (US) 10/06/2019


Renungan: Lunyu IX: 28

Postingan populer dari blog ini

SEMBAHYANG ARWAH (TAFSIR)

KING HOO PING (JING HAO PENG, JING HE PING)

KETELADANAN KEBAJIKAN GUAN GONG